Sakkarepmu, Penyair Mbeling Indonesia
Daftar Penulis Sakarepmu
Aan Jasudra (Lahat)
Agustav Triono (Banyumas)
Ali Syamsudin Arsi ( Banjarbaru)
Aloeth Pathi (Pati)
Anggi Putri (Surabaya)
Anggoro Suprapto, (Pati)
Arif Khilwa (Pati)
Ary Sastra(Tanjungpinang)
Buana K.S (Muara Bungo)
Budhi Setyawan (Bekasi)
Dasuki Kosim (Indramayu)
Denis Hilmawati T (Karanganyar)
Diah Natalia (Jakarta Timur)
Eddie MNS Soemanto (Padang)
Eri Syofratmin (Muara Bungo)
Fernanda Rochman Ardhana
Fitrah Anugerah (Bekasi)
Fitriyanti (Indramayu)
Gampang Prawoto(Bojonegoro)
Gunta Wirawan (Singkawang Kalimantan Barat)
Harkoni Madura (Sampang)
Haryatiningsih (Indramayu)
Hasan Bisri BFC (Bogor)
Helmi Setyawan(Tegal)
Heru Mugiarso (Semarang)
Iis Sri Pebriyanti ( Indramayu)
Jen Kelana (Nganjuk)
Marsetio Hariadi (Surabaya)
Muhammad Lefand (Jember)
Nanang Suryadi (Serang)
Navys Ahmad (Tangerang)
Novia Rika (Jakarta)
Nunung Noor El Niel ( Denpasar)
Nur Fajriyah (Indramayu)
Osratus ( Sorong)
Rg Bagus Warsono (Indramayu)
Rini Garini (Maalengka)
Riswo Mulyadi (Banyumas)
Riza Umami (Indramayu)
Samsuni Sarman (Banarmasin)
Sokanindya Pratiwi Wening (Medan)
Slamet Widodo (Solo)
Sunaryo JW (Tapanuli)
Sus S . Hardjono (Sragen)
Suyitno Ethex
Tonganni Mentia
Tutik Hariyati S (Indramayu)
Ustadji Pantja Wibiarsa (Purwrejo)
Wadie Maharief ( Yogyakarta)
Wahyu Hidayat
Wans Sabang (Bekasi)
Wardjito Soeharso(semarang)
Wirol Haurissa (Ambon)
Yuditeha (Solo)
Zaeni Boli (Bekasi)
Puisi-Puisi Sakkarepmu
- Rg Bagus Warsono, Gadaikan Saja Emas Tugu Monas.
- Faiz Saf'ani, Dawet
- Agus Chaerudin, Mendadak Selebritis
- Ness Kartamihardja, Sekolah Belut Kelas Dua
- Wanto Tirta, Tempe
- Osratus, Protes Kepada Diri Sendiri yang Bermulut Seribu
- Nunung Noor El Niel, Wangsit
- Zaeni boli, Tisu Toilet dan Hujan yang Berisik,
- Cerasu Ceceep, Air
- Nana Sastrawan, Sebuah Malam di Pesta Penyair
11 ,Aloysius Slamet Widodo, Asu , KEBAHAGIAAN LELAKI - Damar Anggara, Teruslah Berburu Laknat
- Dewa Sahadewa, Dunia Paranoia
14.Uncu Nelma, " Seperti Biasa " - Arya Setra ,Di Bawah hujan Malam, JIWA TANPA RAGA
- Al-faiz Wansa Ahmad , Suara Berdecit Dari Sepeda Ontel Tua Itu,
- Sang Banyang. Mazmur Kota
18.Aberijlain Gomar Samsara, Kau dan Lonte - Heru Mugiarso, Penyair Masturbasi, SATU LITERASI
- Eri Syofratmin, Aku dan Anjing di Tumpukan Sampah
21.Fernanda Rochman Ardhana, Sajak Klimaks
22.Suyatri, TRAGIS - Ismail Sofyan Sani, BUTA TULI TANPA NURANI, DI ETALASE TANPA KACA
24.Edi Purwanto, ANOMALI
25 . Yusiteha,Sampah Ranjang - Wadie Maharief, Bencana
27.Aloeth Pathi,Capung di Lampu Mercury:Pengakuan Sri
28 Masgampang Prawoto, PERSETUBUHAN SENONOH - Hadi Sastra, Jajan
- Artvelo Sugiarto, SAJAK SETELAH MALAM
- Muhammad Lefand, JANUARI
- Wardjito Soeharso, Sang Pejalan Malam
- Denis Hilmawati,CINTA KERITING
(01)
Rg Bagus Warsono
Gadaikan Saja Emas Tugu Monas.
Gadaikan Saja Emas Tugu Monas.
buat ngobati presiden yang sakit telinga
karena dokter THT pada jadi anggota dewan
Monas kita puntung
biar saja dari pada kalah tinggi sama gedung samping
ya mau lah pakgadai terima barang
sebab yang masih bahan juga sudah tergadai
Nanti lambang jakarta gimana
terserah , rumah gue aja hilang di peta
rg bagus warsono, 28-03-16
(02)
Faiz Saf'ani
Dawet
misal uang memang tak terpakai
jangan lalu untuk pergi ke bar
atau di pakai tidak benar.
sayang kalau uang terbuang sia sia
Lebih baik untuk saya.
Saya belikan dawet sedapatnya
satu plastik tidak apa apa
atau se waduk cacaban* pun okelah
Biar nanti ramai ramai
kita menyedotnya
dengan paralon atau sedotan gajah.
Oke, setuju dengan ide saya?
Kalau tidak setuju jangan marah
saya cuma kasih saran bukan memaksa
tapi kalau setuju ya Alhamdulillah.
Faiz Saf'ani
(03)
Agus Chaeruddin
Mendadak Selebritis
MENDADAK SELEBRITIS
Ini hidupku, kawan
Aku jatuh dan bangun
Apa pedulimu?
Engkau malah bertepuk tangan
Jika kuterpuruk dalam kesedihan
Kubegini dan begitu
Selalu jadi bahan gunjingan
Sungguh keterlaluan
Katanya teman ngomongin di belakang
Apa untungnya sich, ngegosipin orang
Sakkarepmu wae, kawan
Mulutmu itu harimau kamu
Mau mengaum
Atau ingin mengeong, terserah!
Asal jangan usik hidupku
Jombang, AggusChaeruddin 29032016
(04)
Ness Kartamihardja
Sekolah Belut Kelas Dua
.
Wismodar nangis di kolong space iklan,
tali kolornya hilang waktu dijemur emak
padahal itu kenangannya di Kalijodo,
ketika masih sering main sama Wynona
(Nama asli: Winarno)
Kata emak, mungkin digondol gendruwo artis,
untuk ajimat penglaris
.
Kenal dengan Wynona, eh ...Winarno
waktu dia lulus kuliah
di sekolah lapas kelas dua Cipinang
lulus cum laude, lalu turun ke lapas kelas satu
Lho, dunia ini aneh ya,
yang cum laude, kok bisa turun kelas?
.
Wismodar Wynona, jadi pasangan Bony Clyde,
boleh pilih, yang mana Bony, yang mana Clyde
pokoknya mereka asik tarik ulur belut licin
dengan tali kolor kenangan,
di aliran kalijodo
.
Lewat Bundaran Thamrin,
di depan gedung lembaga,
ternyata tali kolor Wismodar jadi tali pengerek bendera
Dia kenal banget,
karena ada belut mati di ujungnya
.
Itu belut,
sebagai piagam penghargaan dari kalapas,
karena dia licin memanjat gedung lembaga,
mencuri surat kuasa!
.
Ness Kartamihardja
29maret16
(05)
Wanto Tirta
Tempe
mendoan tempe biasa
musim dingin
butuh selimut
makan mendoan tempe
uenak
tidur nyenyak
lelah hilang
selimut tebal hangat
tempe hangat nikmat
tambah cengis
mringis
pedas
banyak makan sambel
mules
banyak makan tempe
hati-hati wuru tempe
waduh
Wanto Tirta
29032016
(06)
Osratus
Protes Kepada Diri Saya yang Bermulut Seribu
“Sekarung kodok, anda kumpulkan
dalam semalam
Seratus ember kosong, berbaris di kolong
Aha, saya tahu!
Maksud anda, mau pinjam suara kodok
dan mulut ember
Agar bisa cuap-cuap, sampai bibir ndower
Iya, ‘kan?
Kalau begitu, lunasi dong uang tunggakan gula kopi
Tanaman jagung sudah berganti empat kali
Ibu kios, kurang sabar apa lagi?
Atau, saya biarkan tenggorokan anda lengket
seperti permen karet tergencet ceret?
Pasti, anda akan bilang: ‘Jangan.’
Merasa keok?
Saya hanya bercanda, kok
Serupa isapan jempol anda, khayal saya tidak majal:
Dengan modal sepenggal bual
Bisa mendatangkan emas sebangsal
Sejuta bual, hutang kita lunas total
Membantu sesama, tidak susah
Untuk kelas bawah,
beras murah harga serupiah,
jemput bola dari rumah ke rumah
Untuk kelas menengah,
mobil irit bensin bisa dicicil sepuluh rupiah
selama empat puluh tahun setengah
Kalau lima ratus tahun lajunya masih lincah,
pemiliknya mendapat hadiah lima puluh rumah mewah
Untuk kelas atas,
yang merasa sayang tabungannya terkuras,
operasi jantung saya urus sampai tuntas
Bukan saya sedang jual kecap
atau asal ucap
Ditanyakan langsung silahkan pada mulut serabi
kaya kata tinggi, nihil bukti.”
Osratus
Sausapor, 30 Maret 2016
(07)
Nunung Noor El Niel
Wangsit
haruskah terbit dari hati yang dicubit
hanya karena hidup yang terus dipirit-pirit
lihatlah jiwaku yang telah terjangkit
karena hasrat cinta yang sulit
nasibku pun serasa dililit-lilit
hingga kepala terasa sakit
mungkinkah itu semua kuungkit-ungkit?
dan membiarkan harga diriku jatuh pailit?
kau tulari aku semua jenis penyakit
sekarang aku terlanjur terjepit
padahal seharusnya hatiku kau rakit
biar kekasihmu jadi penuh spirit
bagaimana aku menulis puisi berbait-bait
agar cintaku dan cintamu saling berkait
dan aku dapat kembali bangkit
tanpa perlu memekik atau menjerit
berikanlah aku sedikit wangsit
hingga aku tak sekedar menulis puisi alit
sebab nanti kau bilang aku pelit
membuat perutku bisa jadi sembelit
Nunung Noor El Niel
DPS Maret 2016 -28613
(😎
Zaeni Boli
Tisu Toilet dan Hujan yang Berisik
tisu toilet dan hujan yang berisik
memaku dinding juga genteng
dengan irama asal asalan
beberapa ekor kelelawar mengendap dalam gelap
sambil memakan buah curian
entah jam berapa mereka akan pulang
bau bensin yang di hirup hidung
adalah ilusi
tentang pertanyaan pertanyaan
bagaimana nasib bangsa
di tangan bangsat
ai mati
zaeni boli 2016
(9)
Cerasu Ceceep
Air
Emak dan Bapak air tengah bersantai,
Emak bertanya:" Siapa namamu tong..?
"Aku Embun"
"Aku, Gerimis"
"Aku, Hujan"
"Aku, Salju"
"Bagus...nama kalian bagus-bagus.." Kata Emak tersenyum.
Semua senyum, dan Bapak yang cengengesan bertanya pula:" Lha, badanmu kotor nian, bau pula, siapa namamu..?"
"Nama saya...Kencing.."
.
Cerasu Ceceep
Semarang, 06-04-2016.
(10)
Nana Sastrawan
Sebuah Malam di Pesta Penyair
Tiga kelas kopi
berbatang puntung rokok
di dalam asbak
kau, menjelma sebuah malam
tertawa dalam temaram bulan
seolah hidup memang harus
ditertawakan
seperti klimak politik sebuah komedi
tetapi sejarah punya cerita
selama masih tersimpan
dalam ingatan
tertera pada angka dalam kalender
tampak pada tugu peringatan
mungkin mencipta
sebuah sedih pada kesepian
dari air mata
orang-orang yang dilupakan
selepas mereka pergi
ke dalam tenda-tenda waktu
kau, datang pada pesta penyair
untuk menertawakan hidup
dan diri sendiri
tidak untuk membacakan puisi
atau ber-selfi untuk dokumentasi
apalagi saling caci
pesta para kurcaci
"Na, kau tahu sentot? Dia punya senapan. Kepalamu akan pecah ditembaknya!"
tanganmu mengepal
meremas puisi
lalu membuangnya ke tong sampah
wajah gelisah
mata yang merah
seperti menyimpan api
"Jika Sentot punya senjata, apa guna diksi!"
malam pesta penyair yang ramai
di sebuah warung
yang dijaga tentara
dan kau berdiri
berteriak lantang
:sakarepmu!
Nana Sastrawan
(11)
Aloysius Slamet Widodo
ASU
Kirik itu anak asu
kirik gede namanya asu
anjing ya asu
air susu umi disingkat asu
dilarang kencing disini kecuali asu
apa sampeyan mau dipanggil asu !
Asu itu kalau diberi daging mau
tapi kalau diberi tai juga mau
itu namanya clutak
maka bila ada hal negatip
orang bilang asu
tapi bila ada hal positippun
orang bilang asu
kata asu memang fenomenal !
Bila kesel dimarahi bos kita bilang asu
bila kaget ada temen kentutnya keras dan bau kita bilang asu
bila marah ke anak buah yang bikin salah kita bilang babi kirik asu
bila kesel ada wakil rakyat ikut kampanye Donald Trump kita bilang asu
bila terganggu sms kridit tanpa jaminan kita bilang asu
bila nembak cewek ditolak kita bilang asu
kata asu memang fenomenal !
Bila tiba 2 ketemu teman lama kita bilang asu
bila mau bulan madu dapat datang bulan kita bilang asu
bila lihat pasangan cowoknya jelek ceweknya cantik kita bilang asuuu
bila isteri melihat suaminya suka mancing
( maiinkan alat kencing) ia bilang asu
bila ada cewek susu gede lewat kita bilang asuuuuu
bila ada isteri kita lewat kita bilang .....oh yayangku !
kata asu memang fenomenal !
Asu dalam pergaulan
identik dengan pertemanan,persahabatan
sekaligus kemarahan, ,kekagetan kekaguman
kata asu memang fenomena !
Kirik anak asu
banyak mlirik digampar isterimu
kirik anak asu
habis dikerik disuruh nyusu !
asuuu !
Aloysius Slamet Widodo
Jakarta,9 maret 2015
Aloysius Slamet Widodo
KEBAHAGIAAN LELAKI
Bila ada anak
Bila masih dianggap bapak
Bila duwit banyak
Bila bisa makan enak
Bila bisa tidur nyenyak
Bila lancar kentut kencing dan berak
Bila masih bisa numpak
Bila istri nggak galak !
Jakarta 5 oktober 2015
(12)
Damar Anggara
Teruslah Berburu Laknat
Ada koruptor bangga menghisap duit rakyat,
tak takut kualat apalagi siksa akhirat.
Ada pejabat yang asyik nyolong anggaran:
Sambil menghitung berapa untung terbilang,
tanpa takut laknat tuhan.
Damar Anggara
Sidomulyo, april 2016.
Penyair Sakkarepmu
(13)
Dewa Putu Sahadewa
Dunia Paranoia
Melihat perempuan berrok mini
Itu sumber perkosaan kau yakini
Melihat kebaya kelihatan pundak
Kau takut nafsu bangsa meledak
Lalu kau kaburkan gambar indah di televisi
Kau beri penjelasan segala kecurigaan
seolah paling berjasa menjaga ahlak
anak anak
tapi sebenarnya kau sedang sakit
entah karena terkena virus
atau salah mengeja ayat
Aslinya, kau sendiri tak mampu menahan syahwat
kau jadi penguasa paranoia
mengajak semua saling curiga
Aduh kacamatamu apa
sehingga hampir semua terlihat nista
Ambang nafsu di bawah pusar
sesekali kau perlu ditampar
supaya sadar
dan otakmu bisa mekar.
Maret 2016
Dewa Putu Sahadewa
(14)
Uncu Nelma
" Seperti Biasa "
Seperti biasa...
Malam akan semakin kelam
Dingin semakin mengkristalkan asa
Bayu pun berhembus kencang di malam kelam
Seperti biasa...
Aku terjaga di malam buta
Sendiri ku pintal asa
Berburu mimpi yang tak nyata
Seperti biasa...
Aku sendiri tanpa kawan
Hanya sesal yang selalu menyiksa
Hatiku berkabut dan berawan
Uncu Nelma
17April2016
(15).
Arya Setra
DI BAWAH HUJAN MALAM
Ketika hujan datang bertandang
Menyadarkan imaji
Yang sesekali ku toreh menjadi berhala di bibir kata dan rupa
Sampai aku lupa cara menuang rasa...
Tidak ada apa-apa disini selain hujan,
Bagaikan energi yg mengusap kulit
Meninggalkan rasa tajam dan perih mengoyak hati,,,
Bagiku menggambarkan dunia " nyata"
Sangatlah membosakan Refresif dan mengecilkan hati
Janganlah kau racuni hatimu dengan sikap fanatisme
Intoleran, militan apalagi radikal menghancurkan diri,,,
Hanya dari sikap ketololan
Yang tidak pernah di produksi oleh kitab manapun..
Ku akui kegelapan itu milikmu
Tapi janganlah kau meminta kepadaku api,,,
Karena telah lama kupadamkan
Di dalam gelas kopiku.
Menyapalah dengan cinta
Walau semuanya diam tak terdengar
Hanya gerak hasrat yang menggeliat lembut di hati
Seperti tubuh molek bidadari memberi mimpi abadi
Aku menyerah dan pasrah
Di kurung dimensi energi
Menyusun segala elemen materi
Karena semua yg hidup pasti akan mati
Menuju wujud sejati,,,,,
17/4/2016.
Arya Setra
JIWA TANPA RAGA
Andai aku gak punya raga
Entah apa yg kurasa
aku tak akan bisa bagaimana aku duduk
Bagaimana aku berdiri dan berjalan,,,,
Aku melihat tp sebenarnya aku gak bisa melihat
Aku mendengar tapi sebenarnya aku gak mendengar
Aku bicara tapi sebenarnya bukan aku yang bicara
Sehingga tak ada kata dan suara milik ku
Aku terdiam,,,,Yg kurasa hanya hampa Sepi yang tak bertepi
Kekosongan,,,ke lapangan dalam kesunyian
Aku hanya merasakan detak nadi yg tak henti mengiringi setiap hembusan nafas
Sang kehidupan
13 mei 2016
(16)
Al-faiz Wansa Ahmad
Suara Berdecit Dari Sepeda Ontel Tua Itu
Suara berdecit dari sepeda ontel tua itu, menggiring lamunanku.
Pada wajahmu yang dulu.
Begitu rupawan, dan cantik, namun itulah dulu.
Masa-masa silam.
Waktu cinta kumengerti sebagai.
Kemolekan tubuhmu.
Saat ini aku tetap mencintai.
Bukan. Bukan sepeda ontel tua itu.
Bukan pula tubuh molek itu. Yang dulu.
Kugandrungi. Tapi kenangan-kenangan.
Yang memapah waktu.
Dimana saat ini kupahami cinta.
Dari mengenangmu.
Bandar Lampung,
22/04/2016 .
(17)
Sang Banyang
Mazmur Kota
sampai di hidung tercium ragu
masih harumkah kau :kota
mimpi bagi anak-anak kami
tiada jawab di sana
lantas bergegas, kuterka kepulan asap
masih indahkah kiranya?
padahal aku telah lupa
mazmur cinta bau nikmatnya surga
cuma akal menimbang
segala musim yang telah gugur
ketika senja tak lagi jingga menyala
:di sana
( Ngrambe, 22 April 2016 )
(18)
Aberijlain Gomar Samsara
Kau dan lonte
Kau cuma bisa mencemooh lonte
Menghinadinakan ia
Bukankah dia saudara sebangsamu?
Kalian samasama manusia
Sangat muliakah kau?
Tanyalah : jika tahu bakal jadi lonte
ia tidak sudi dilahirkan
Mana pedulimu?
Lonte butuh duit!
Sama sepertimu
Jangan dulu tanyakan peran negara
Tapi apa peranmu
Sebagai tetangga
Sebagai saudara
Asal kau tahu
Dosamu jauh lebih besar
Jepara, 170416
(19)
Heru Mugiarso.
Penyair Masturbasi
seorang penyair
semalam bermimpi:
Menulis puisi sendiri
Menerbitkan antologi puisi sendiri
Dijual sendiri
dan ketika tak juga laku
akhirnya dibaca sendiri
sambil mengagumi
dirinya sendiri
esok paginya
celana dalamnya basah
tanpa dia sadari
poedejanggasoedra2016
SATU LITERASI
Satu literasi
mengucur dari dada ibu
agar anakanak
tak buta huruf
dalam mengeja Zaman
yang kian tak karuan
2016
(20)
Eri Syofratmin
AKU DAN ANJING DITUMPUKAN SAMPAH
Ditumpukan sampah
ada anjing telah mengais aksara
menciumi buntang yang berulat
gonggong tulang kekandang
Ditumpukan
sampah,
aku lihat
anjing senang
puisi
Ditumpukan
sampah,
ada syair;
buang sampah:
ANJING
Setelah letih berceracau
menebar aksara dionggokan
sampah-sampah kota
aroma busukbusuk itu tak dapat ditutupi
bau buntang
bau kain lap
bau jamban
bau tai
bau segala bau
terkumpul di pembuangan sampah
Ternyata; "Benar"
sisa-sisa
sisi-sisi
kehidupan
manusia itu:
"MEMANG BUSUK !!!
Kota LINTAS, 24 April 2016.
(21)
Fernanda Rochman Ardhana
SAJAK KLIMAKS
Ini negara kau lihat merdeka
saat tersimpan tangis bayi dalam bejana
lalu tergadaikan di bumi-bumi perdagangan
bertukar nominal, satu bayi bergerak
menyusu dari dadamu hingga dada buatan
bagaimana bisa? bisa!
karena negara ini telah merdeka
kau bebas jual nyawa buah sengketa
dari kekasihmu yang menidurimu sepanjang sabtu
lalu dari kekasihmu yang lain menunggangimu sepanjang minggu
dan berpuluh-puluh lainnya masih menunggu jatah dari bibirmu
hingga entah siapa yang sudi membelikan misoprostol untukmu?
agar anakmu tak lahir
agar tunas bangsa darimu tak lahir
agar nyawa buah sengketa tak lahir
nyatanya tak ada!
sekedar menengok atau hendak mengakuinya
di hari-hari ia mentahtai rahimmu, hingga
terbidang jalan lapang menatap dunia, dan
bila kau tumbuhkan dengan kasih sayang
kelak racau mulutnya menggugat tanya
“Ibu, mana bapakku?”
“Ibu, siapa bapakku?”
“Ibu, matikah bapakku?”
Cileunyi, 2016
(22)
Suyatri
TRAGIS
Anak kolong tanpa alas kaki
Menyusuri lorong limbah pengap
Sungguh miris sinar mata nanar
Harapan berserakan di jalanan
Baju lusuh tertatih-tatih tanpa mengenyam pendidikan
Dekil tanpa cahaya bintang
Pelangi pudar dalam bayangan
Pejabat berbaju necis mencibir memandang
Hak anak dikebiri mati
Terpasung oleh tragedi
Tragis kejamnya hidup ini
Impian hanya ilusi
Permainan imajinasi
Takkan pernah hiasi langit dengan pelangi senyum
Mengabdi pada negeri
24042016
(23)
Ismail Sofyan Sani
BUTA TULI TANPA NURANI
tuan tuan masih saja bertikai
siapa yang mestinya berkuasa
siapa presiden, siapa gubernurnya
tuan cuma pikirkan ambisi semata
sebagai wakil rakyat yang dipercaya
ternyata cuma itu yang tuan bisa
rakyat sudah sangat sengsara
percuma bicara tentang cinta
hanya sandiwara sia sia
yang kita pahami bersama
berjuta pengangguran
membuang surat lamaran kerja
membakarnya di tungku perapian
membunuh harapan dan keinginan
tuan entah dimana
berjuta perempuan
pergi bekerja di pagi buta
bergelantungan tanpa nada di bis kota
berdesakan dan dilecehkan di kereta
tuan buang muka
berjuta perempuan
berbondong jadi babu di luar negeri
beberapa terancam hukuman mati
beberapa mati disiksa majikannya
tuan entah dimana
berjuta mahasiswa
kuliah dengan biaya menggila
sehabis lulus bingung kerja dimana
banyak sarjana berjualan kembang gula
tuan tak bicara
berjuta anak sekolah
berjuta anak tak sekolah
menyanyikan Indonesia Raya
tanpa irama dan air muka
tuan diam saja
lihatlah tuan,
jutaan pekerja terancam di phk
karena investor tak lagi berdaya
sedang pekerja asing siap bersaing
tuan masih bisa tertawa
dengar tuan, suara jeritan tercekik
ibu yang menangis di tengah pasar
tak cukup uang untuk berbelanja
harga berlompatan naik sesukanya
kutak katik angka tanpa matematika
tuan masih tak bicara
tuan tuan
mustahil kalau tuan tak mendengar
tangisan pilu di kelam pekat gerhana
pura pura atau tak melihat angkara
menenggelamkan banyak keinginan
dan memuntahkan sisa kotoran
selalu dalam bentuk kesengsaraan
dan tuan sama sekali tak bergeming
berarti kuping tuan kehilangan nada
mata tuan kehilangan penglihatan
sedang hati kehilangan kepekaan
jadilah tuan buta tuli tanpa nurani
dapat dikatakan tuan sudah mati
mati yang sebenar benarnya mati
karena tuan cacat dan mati
kami tak butuh tuan lagi !
cimanggis 13 januari 2016
Ismail Sofyan Sani
DI ETALASE TANPA KACA
orang orang tersingkir tak berumah
menggelepar sansai dan tergerus
tanpa upaya tanpa doa dan mantera
hanya menelan udara tak bersuara
tak punya hak menjerit dan bicara
tercampak dan tak bernama
atas nama keadilan aku menuntut
bersama caci maki dan sakit hati
orang orang yang termarjinalkan
tersisih dari kepatutan kemanusiaan
terpentang pucat menatap tak bermuka
tak berdaya dan tak punya harga
selalu disiapkan untuk binasa
lusuh dan menyampah tersia
atas nama keadilan aku menggugat
bersama sumpah dan liar serapah
orang orang bukan orang
tak pernah mengorangkan
orang orang seperti orang
entah orang atau orang
tak pernah dianggap orang
dan dijadikan orang orangan
orangkah orang orang itu ?
orang orang
dan orang orangan
di etalase tanpa kaca
tak ada cermin untuk mematut muka
cimanggis 29042016
Ismail Sofyan Sani
Edi Purwanto
ANOMALI
di tempat kami, angka-angka
bisa tumbuh kurus atau gemuk
tanpa kita tahu siapa penghitungnya
di tempat kami, kertas-kertas menjelma
jadi mobil mewah, rumah megah, tanah lapang
tanpa kita tahu siapa penyulapnya
di tempat kami, orang- orang begitu
susah temukan putih
kita akan mudah temukan abu-abu
atau sekalian hitam
Bandarlampung, 29042016
(25)
Yusiteha
Sampah Ranjang
tubuh-tubuh berserakan
berlendir keruh
sebagian saling menempel
rekat
sebagian ada yang berteriak
menyebut nama binatang dan tuhan
bergantian
bantal guling mengempes
hingga menjadi serupa puing-puing
dari anggota badan yang telanjang
hasil mutilasi
bau pengar pekat menyengat
bercampur aroma susu
menguar di sekitarnya
kelak dari sana akan lahir
iblis-iblis kecil
hingga menjelma generasi setan yang baru
menyerbu tempat-tempat yang mulus
mereka suka bergoyang-goyang
tanpa celana sampai tua
sampai mati
Yuditeha/03052016
(26)
Wadie Maharief
Bencana
Di sana hujan
di sini panas
di sana kering
di sini banjir
hujan tidak merata
tentu bukan salah hujan
panas di mana-mana
tentu bukan salah panas
hujan dan panas
banjir dan kering
bencana dan kematian
terjadi setiap saat
alam rusak
musim kacau
manusia
lupa diri dan serakah
penyebabnya....!
----- Yogya 30 April 2016
(27)
Aloeth Pathi
Capung di Lampu Mercury
:Pengakuan Sri
Segelas red wine
Temaram lampu berayun
Musik blues midnight hantam kepala
kaki-kaki telanjang di meja
diantara gelas-gelas kristal
Lekuk sintal perempuan
Menari tepat di depan birahi lelaki
Perempuan dulu bernama “Sri”
Sambil meletakan telunjuk di bibirku
“aku Shinta mas! Shinta yang selalu setia pada Rama.
Hari ini bilang setia “Hahh..”
Aku Sri yang ditiduri beberapa lelaki
beberapa pejabat termasuk asisten menteri
pernah menjamahku
Petinggi partai pernah memakaiku
mereka adalah lelaki kanak-kanak
Aku, kehangatan
Dopping buat pejabat
Tiap malam aku memeluknya
Menyusuinya hingga tidur terlelap
Tapi lihat..
Esok pagi mereka bersolek di layar kaca,
mereka piwai dalam menutup kebusukannya.
berita kelicikan
dielu-elukan layaknya pejuang pembawa kedamaian..
Sebenarnya mereka itu rapuh....
Aku, kehangatan
Dopping buat pejabat
Segelas red wine
Temaram lampu berayun
Musik blues midnight hantam kepala
kaki-kaki telanjang di meja
diantara gelas-gelas kristal
Lekuk sintal perempuan
Menari tepat di depan birahi lelaki
Sekarjalak, 23 April 2016
Aloeth Pathi, lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat Mata Media antologi bersama, Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum Sastra Surakarta 2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta 2013), Komunitas Harmonika Kehidupan ; Harmonika Desember (Sembilan Mutiara 2014), Kemilau Mutira Januari (Sembilan Mutiara 2014), Mom: The First God that I Knew (Garasi 10 Bandung 2014). Kepada Tuan Presiden, (Family Camar 2014), Solo Dalam Puisi (Sastra Pawon, 2014), Lumbung Puisi Sastrawan 2014, kelola Buletin Gandrung Sastra Media & Perahu Sastra. Tinggal di Jln. Ronggo Kusumo 204, Sekarjalak, Margoyoso-Pati. FB: Aloeth Pathi II, E-mail : margoyoso-cah@yahoo.com . No hp; 085225149959
(28 )
Masgampang Prawoto
PERSETUBUHAN SENONOH
apa kamu takpernah sedikitpun melihat mataku
kemana arah mataku tertuju mencuri pandang
curi pandang itu hatiku
rasa yang terpendam oleh waktu
coba rasakan sedikit saja rasa seperti yang kurasakan
curilah pandang sedikit untukku
saat berpapasan
sedikit saja
lihatlah
cinta yang bersemayam dalam mataku.
ingin kutulis kata
kata bermuara, luas arti, tinggi makna
terkait benda purba, berhubungan dengan rasa
hati berkatakata tanpa logika
kata apa
lupa!.
Katakata itu telah berkeringat, bermilmil lambaian tanganmu hanya sebagai penyeimbang langkah kaki yang gontai karena lelah telah bersemayam dalam pikiranmu sebelum kaki kanan terangkat kaki kirimu lebih awal melangkah bahkan tiga langkah sebelum hasrat berkata "iya".
Benar memang kata itu sudah terajut indah menjadi puisi, karena katakata itu kau katakan sebagai sebuah puisi. puisipuisi yang kau rangkai dari sebuah "keterpaksaan" itu dulu memang rimbun dan hijau kemarin telah menguning bahkan sekarang telah mengering
bersimpuh pada tanah menemani ranting kering yang telah lapuk berserakan di antara kering rerumputan yang mulai bersemi dari panjangnya kemarau bermusim.
Puisipuisi itu memang kering bahkan lebih kering dibandingkan kopi yang diangkat dari penanangan, harum memang bahkan aroma khasnya sangat menyengat menghampiri lubanglubang pernapasanmu atau mungkin puisipuisi itu sudah tertumbuk antan pejantan di lumpanglumpang hingga remuk, lembut menjadi bubuk.
Atau kalau tidak sudah terjebak dilemanya kehidupan dari persetubuhan senonoh dengan seduhan manisnya gula menggila dalam hangatnya secangkir kopi.
Sastrowidjojo - Bojonegoro, ,25042016
Masgampang Prawoto
Aktif di Sanggar Sastra ( PSJB ) Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro dan KOSTELA ( Komunitas Sastra Teater Lamongan ).
(29)
Hadi Sastra
Jajan
Seorang anak merengek pada ibunya
minta uang untuk beli jajan
diberi recehan
Seorang suami merengek pada istrinya
minta uang untuk beli jajan
diberi umpatan
Ya, jajan
mengundang ragam makna
undang tanda tanya
berpulang ke kita
Tangsel, 11 Mei 2016
(30)
Artvelo Sugiarto
SAJAK SETELAH MALAM
Begitu panjang
jalan menuju rumahMU
lewati dzikir dan doa
aku diam tanpa kata
dalam keranda...
hitam putih jalan panjang
Setelah perempatan dimana tentukan arah
sedang lampu tak pernah berubah dari merah ke hijau lalu ganti kuning
biarkan aku sendiri dalam liang
setelah nisan engkau tancapkan dengan puisi puisi purbaMU
Semarang 14-5-2016
(31)
Muhammad Lefand
JANUARI
jangan ada dusta
antara hubungan kita
nanti pada akhirnya cinta
ubah segala derita yang ada
apapun yang terjadi sejak semula
rasa akan memberi rindu pada cerita
isyarat ombak pada pantai menjadi tanda
FEBRUARI
fitnah yang ada
erat dengan tipu daya
bertubi menyerang kepada
rasa kita yang lemah akan coba
utamanya sifat cemburu dan curiga
retakkan hubungan yang diikat oleh cinta
ini sudah semestinya menjadi pelajaran nyata
MARET
mungkin akan ada salah sangka
ambisi nafsu yang menjadi sebabnya
resahkan gejolak hati yang menyimpan bara
engkau dan aku terpengaruh sesuatu yang fana
tetapi semua itu akan kalah oleh keyakinan utuh cinta
APRIL
apabila ada
perumpamaan cinta
rahasia lebih tahu segalanya
ini sebagaimana tertulis sebelumnya
lalu kenapa engkau selalu memendam rasa
MEI
mestinya
engkau itu bahagia
ihwal cinta yang dalam rasa
JUNI
jari telah menulisnya
ungkapan cinta dan maksudnya
namun mata tak bisa membaca risalahnya
ikatan cinta yang tak bisa diputuskan dengan dusta
JULI
jelaskan pada kata
upaya-upaya meraih cinta
lebih dari sekadar rangkaian cerita
ialah tidak semudah membuat puisi cinta
AGUSTUS
aku yakin pada-Nya
gelombang bermuatan cinta
ujung dan pangkalnya saling percaya
saling setia meski badai mendatangkan lara
tangisan tak berarti apa-apa dan tiada memberi guna
untuk apa menyesali sesuatu yang telah menerpa rasa kita
seharusnya kita bersyukur pada Tuhan telah meneguhkan cinta
SEPTEMBER
semoga saja
engkau bijaksana
pada pertemuan kita
terlebih lagi pada rahasia
entah bagaimanapun caranya
memang tidak mudah menjalaninya
berat terasa guncangan bermacam goda
empedu pahit tapi cinta akan memaniskannya
rasa pada akhirnya akan menemukan kebahagiaannya
OKTOBER
obor yang menyala
kalah oleh cahaya cinta
tetapi kita tak menyadarinya
oleh sebab hebatnya tipu daya
banyak pasangan jadi korbannya
enggan mengambil hikmah darinya
rela pada derita yang tak mengenal cinta
NOVEMBER
nasib hubungan kita
ombak tak mungkin bisa
veto dengan hempasannya
empat mata angin jadi saksinya
mengapa engkau masih berair mata
belum cukupkah cinta ini memberi rasa
elok bunga telah memberi tanda harumnya
rumput dan angin dengan kesederhanaannya
DESEMBER
dengan cinta dan kebahagiannya
engkau tak seharusnya ragu dengan kata
seperti waktu yang terus bergerak maju ke muka
engkau seharusnya yakin dan percaya penuh pada cinta
manisnya hidup ditentukan oleh kadar tingginya kesetiaan kita
bukan oleh keinginan yang bercampur nafsu birahi dan sifat curiga
eratkan keyakinanmu teguhkan hatimu agar kebahagiaan menyemesta
Rahman Rahim-Nya akan menjadikan kita pasangan setia hingga di surga
Jember, 14-05-2016
(32)
Wardjito Soeharso
Sang Pejalan Malam
Gelap
Tak berarti buntu
Tak tampak
Tak berarti tak ada
Jalan
Tak berarti tak berujung
Pergi
Tak berarti tak pulang
Aku
Tak berarti lupa kamu!
15.05.2016
(33)
Denis Hilmawati
CINTA KERITING
Moksa gairah bercinta
Saat ranjang serasa bara
Aroma menyengat dari neraka
Tujuh tanjakan di depan mata
Aroma maut terasa bagai surga
Gelitik manja penjaja cinta
Malam membelah peraduan nafsu
Kesetiaan dan angkara murka beradu
Angka di neraca bergulirke kiri kau pun tahu
Cintamu kau gadaikan dengan nafs
Lelah dan sesal tak dapat kau tebus
Harga diri seolah mati
Tipu daya dunia mempesonamu
Kau lupa jalan pulang kembali
Solo, 17 Mei 2016