REFORMASI CINTA A. Zainuddin Kr.

REFORMASI CINTA
A. Zainuddin Kr.

dijelang senja yang gaduh, asap ban bekas, gedung-gedung, pertokoan, dan kobaran kendaraan-kendaraan bermotor di parkiran, membubung di atas kota-kota yang resah. langit berpedut, hitam dan cokelat.
derap suara kaki dan lolongan jerit tangis tertahan di lorong-lorong yang di gembok panas api.
aku bergegas mencarimu di setiap sudut ruang pabrik sepatu, dan kau tengkurap dibawah tumpukan kaleng perekat sisi runtuhan asbes tepi gudang.
kupanggul-panggul kau setengah berlari. hanya nafasku nafasmu saat itu, tiada kata tiada suara kecuali rintih sesekali saja.
ya, dari sana isarat itu kian terbaca walau berkali sudah sebenarnya aku utarakan cinta.
sembilanbelas mei sembilandelapan, dari tekukan leher dan kepalamu di bahuku, antara cekam dan kecamuk dibatinku nampak harapan juga masa depan yang biru. tiada kata tanpa suara.
hemm,
dari kebuntuan yang sekian lama beku, pintu hati, lorong jiwa sungguh mulai terbuka saat itu.
langit gelap, asap ban bekas, gedung-gedung, pertokoan, dan kendaraan-kendaraan bermotor di parkiran yang terbakar meninggalkan bangkai besi dan belulang para syuhada. hati dan jiwa kita terus membara.
maka, kenang.
kenanglah sayang.
**
Pekalongan, Januari 2024.