Rasa Jiwa di Balik Karya, Masuk Nominasi Buku Sastra 2024

  1. Rasa Jiwa di Balik Karya
    Rasa Jiwa di Balik Karya masuk Nominasi Buku Sastra Nasional 2024 versi Lumbung Puisi.
    Ada di buku ini puisi dan prosa disoroti pertama oleh Lumbung Puisi dimana sebagian dari buku ini terdapat artikel teknik menggambar yang tak kalah menariknya. Buku yang sangat menarik pula dijumpai karangan yang bebas, prosa yang menarik dengan cerita kehidipan dan pengalaman penulis yang menarik untuk diketahui semua.
    Rassa Jiwa di Balik Karya dengan kumpulan puisi yang indah menjadikan buku ini bermanfaat bagi siapa saja semua kalangan. Berbagi keindahan
    dalam buku ini begitu terlihat sehingga pembaca dibuatnya kagum. Sebuah buku yang payut diapresiasi.
    Rasa Jiwa di Balik Karya dalam bagian puisi-puisinya diberikan sengaja menghibur tetapi juga memberi makna kisaj perjalanan penulis dituangka dalam puisi. Sebuah pengalaman keteladanan yang sangat perlu dibaca generasi muda. Bagaimana seorang pelukis sekaligus penulis menoreh puisi dari apa-apa yang dilukisnya sehingga merupakan buku yang menarik dan tidak membosankan. Sangat sedikit dijumpai penyair sekaligus pelukis di negeri ini.
    Penulis buku ini Moel Soenarko penyair sekaligus
    Pulukis asal Bandung. Moel Soenarko nama aslinya Rr. Sri Moelyaningsih, lahir di Banjarmasin 29 Maret 1941, adalah seorang penyar dan pelukis Indonesua yang tinggal di Bandung. Mengenyam pendi
    dikan di masa-masa awal kemerdekaan . Menulis 4 buku 3 diantaranya antologi.
    Rasa Jiwa di Balik Karya diterbitkan oleh Rumah Pendidikan Seni Moel Soenarko, Bandung 2020. Dikatapengantari oleh Prof. Eko Windarto dan Profesor Hudan Hidayat. Ada sesuatu yang unik di antologi ini yaitu pesan pendidikan.
    Mari kita simak salah satu puisinya :
    Nyanyian Daun Puntu
    //Di daun-daun telingaku suaramu menembus
    Daun pintu pemisah kamarku dan kamar ibu
    Setiap pagi kau lantunkan ayat-ayat suci
    Berganti-ganti kadang surat Ar-Rahman, terkadang surat Al-Kahfi
    Sampai kini tetap tak pernah jeri
    Mengiang-ngiang membangunkanku/
    /Kini dan di sini aku mengembara
    Mengukir sisa-sisa kenanganmu
    Dalam upayamu menyemangati
    Menuntun kehidupan, menapaki halan yang lurus
    Jalan illahi Robbi/
    /Di daun-daun telingaku, suara dunia menempel
    Menyerupai panggung pergularan
    Berjalan di bawah deru waktubyangcterus mengikuti
    Cerita-cerita anak, peruah-petuahmu
    Berbisik dan berdecak seperti jarum jam mengingatkan/
    /Kini dan di sini aku berkelana dalam
    Tulisan-tulusan ingatan
    Pendidikan yang diselipkan dalam cerita
    Membyat cerdas dan tekun mengatur
    Merencanajan dalam mengelola jehidupan/
    /Dalam telingaku suara deru angin dan hari
    Bergelantungan mengetuk pintu hati
    Berseru mengingatkan
    Berlari menyempatkan
    Akan tanggung jawab sebagai amanah Tuhan
    Bagai lonceng waktu yang tak pernah absen memburu
    Semenjak kau pergi, takkan pernah kutemukan lagi
    Suara nyanyian daun pintu menyemangati untuk meng-ingati
    Dengan lantunan kata-katamu
    Merasuk ke dalam relung jiwa dalam batinku.
    Bandung, 2017
    Demikian Moel Soenarko memberi sentuhan pada pembacanya, sebuah puisi jiwa yang lengkap memberi tahu pada kita tentang, ibu, yang memberi pengorbanan besar bahkan doa-nya setiap hari, lalu apapun kita sekarang ini adalah atas peran ibu juga memberi semangat pada kita dan kita harus slalu ingat tenteng waktu dan batas waktu untuk kita kembali.
    Masih banya puisi apik di buku ini.
    Selamat!
    (Rg Bagus Warsono, kurator utama di Lumbung Puisi).