PUISI TANDEM (Sebuah Upaya Mendongkrak Popularitas Penyair Yunior) oleh Heru Patria

PUISI TANDEM (Sebuah Upaya Mendongkrak Popularitas Penyair Yunior)
Seiring semakin maraknya dunia maya, bagai jamur di musim hujan bermunculan pula grup grup literasi (sastra) yang utamanya beraksi dalam bidang puisi. Hampir setiap saat postingan berbagai ragam puisi berseliweran di beranda facebook. Tentu hal ini merupakan angin segar yang positif untuk perkembangan dunia puisi di tanah air.
Kemunculan ratusan bahkan ribuan penyair dunia maya ini, diikuti pula oleh suburnya penerbitan antologi puisi baik antologi tunggal maupun bersama. Hal ini didukung dengan tumbuhnya banyak penerbit indie dengan beragam paket penerbit yang ramah kantong.
Namun demikian secara kasat mata masih bisa digolongkan adanya penyair senior (yang sudah lama berkiprah dan sudah memiliki jam terbang tinggi) dan penyair yunior (yang belum punya nama besar seperti senior). Meski dalam kenyataannya tidak dapat dipungkiri banyak juga para penyair yunior yang memiliki karya cukup berkualitas, dan bisa disejajarkan dengan para seniornya.
Kesenjangan ini sepertinya ditangkap oleh RgBagus Warsono sebagai owner dari Lumbung Puisi Sastra Indonesia sehingga tercetuslah ide untuk membuat Puisi Tandem yakni penerbitan buku puisi yang ditulis duet, seorang penyair senior dan seorang penyair yunior. Hal ini dimaksudkan untuk mendongkrak nama si penyair yunior agar bisa lebih dikenal masyarakat luas seperti senior yang menulis bersamanya.
Sungguh suatu gagasan brillian sekaligus terobosan baru di dunia kepenyairan tanah air. Sudah sepantasnya hal ini dimanfaatkan dengan oleh para penyair yunior (termasuk saya) untuk lebih melambungkan nama di dunia sastra Indonesia.
Bagi penyair yunior yang berpikir positif sudah pasti akan melihat program puisi tandem ini sebagai suatu progres yang layak untuk didukung dan dimanfaatkan sepenuhnya. Sebab kesempatan tidak akan datang dua kali.
Meski demikian ada pula kemungkinan timbulnya rasa minder di kalangan para penyair yunior (juga termasuk saya) untuk menulis duet dengan penyair senior idolanya. Ada kekawatiran penyair senior akan menolak menulis buku bersamanya. Hal yang wajar memang. Tapi perlu mendapat diantisipasi sebelum program diluncurkan secara pasti. Ada baiknya dipastikan dulu nama nama penyair senior yang bersedia untuk menulis puisi tandem bersama yuniornya. Jangan sampai para penyair yunior banyak yang berminat, tapi penyair seniornya menolak. Gayung harus bersambut agar program puisi tandem bisa terwujud.
Sebagai seorang kurator puisi, Pak Bagus Warsono sudah pasti memiliki acuan dan kriteria yang jelas terhadap karya puisi yang karyanya pernah dibacanya. Dari sana, beliau pasti sudah memiliki gambaran siapa dengan siapa, penyair senior dan yunior itu akan disatukan. Dengan demikian nantinya akan melahirkan buku duet yang berimbang. Tidak terlalu jomplang perbedaannya.
Andai program ini nanti sudah terlaksana, secara otomatis para penyair yunior yang berhasil duet dengan salah satu seniornya, akan memiliki ruang untuk bercermin guna memperbaiki karya karya puisinya di masa mendatang sehingga tidak menutup kemungkinan bisa mendongkrak popularitasnya. Atau paling tidak mensejajarkan namanya dengan seniornya.
Tapi bisa juga terjadi hal yang sebaliknya. Para penyair yunior bisa jadi akan merasa minder (walau sebagian kecil saja) untuk menulis duet dengan seniornya. Terlebih kalau batasan senior itu hanya karena usia yang sudah kepala enam. Semoga saja para penyair yunior (termasuk saya) semuanya berpikir positip dan memanfaatkan program puisi tandem ini untuk suatu pembelajaran bagi dirinya. Kalau dalam lagu boleh saja ada judul Ojo Dibanding Bandingke, tapi dalam berkarya puisi adanya perbandingan adalah suatu kebutuhan. Sebab membandingkan dengan tujuan untuk berbenah dan perbaiki diri merupakan langkah terpuji.
Dengan demikian, bagi para penyair yunior (termasuk saya) perlu kiranya untuk menyambut baik program puisi tandem ini. Apa pun nilai plus dan minusnya yang pasti program ini digagas semata -mata untuk mendongkrak popularitas penyair yunior agar memiliki karya yang sejajar dengan para seniornya.
Salam sastra
Blitar, 14 Januari 2023