Prasasti Lereng Sindoro, Nominasi Buku Sastra 2024
037. Prasasti Lereng Sindoro
Prasasti Lereng Sindoro masuk Nominasi Buku Sastra Nasional 2024. Antologi berisin 67 puisi ini berhasil memikat pembaca berkat puisi-puisi yang menyentuh hati pembaca akan keteladanan tokoh-tokoh yang telah tidak lagi bersama kita ditampilkan dalam judul-judul puisi yang indah.
67 puisi yang kesemuanya menarik untuk dibaca. Diantaranya, Kepada Toto Dudarto Bachtiar, Sang Maha Guru Telah Pergi Kepada Prof. Sapardi Djoko Damono, Di Depan Makam Kitai Haji Zarkasi dan lain lain.
Prasasti Lereng Sindoro, antologi ini ditulis oleh Barokah ( Barokah Nawawi ) penyair kelahiran Pacitan 18 Agustus . Barokah dibesarkan keluarga pesantren ( keluaga pondok pesantren Tremas ) , memasuki IKIP Surabaya tetapi tidak selesai karena lebi memilih sebagai karyawan Telkom hingga sampai purna bakti. Barokah menulis puisi di koran-koran nasional dan termasuk Sastrawan Styasastra Nagari, memiliki beberapa antologi puisi dan babyak turut serta puisinya dalam antologi bersama.
Prasasti Lereng Sindoro diterbitkan oleh Kosa Kata Kita ( KKK) , Jakarta tahun 2022. Berikut cuplikan bait-bait dari salah satu puisi dalam Prasasti Lereng Sindoro:
Kepada Toto Sudarto Bachtiar
//Ijinkan aku memanggilmu guru
Lantaran dirimulah aku mengenal puisi
Dan mencintainya sampai kini/
/ .../
/Betapa mesra kau menyapa sahabatmu
Gadis Kecil Berkaleng Kecil
Yang menurutmu dunianya lebih tinggi dari menara katederal
Tapinyang begitu kau hafal
Dan jiwanya begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukamu/
/.../
/Dengan Penampilan yang sederhana
Tanpa dasi dan sepatu mengkilap/
/Kau adalah kehidupan yang sepi
Sesepi puisi-puisimu
Yang mengaduk rasa hati
Dan aku terjerembab
Kedalam labirinmu
Sampai kini//
Demikian Barokah menulis antologi yang apik dan ebak dibaca. Kepada Toto Sudarto Bachtiar memberi waktu saat membaca untuk mengenang kebesaran beliau lewat puisi. Suatu teknik menggugah apresiasi pembaca yang baik lewat tokoh-tokoh sastrawan pendahulu kita.
Selamat!
(Rg Bagus Warsono, kurator utama di Lumbung Puisi)