Merawati, Rindu Congklak Kidung Hati Amreta
Merawati, Rindu Congklak Kidung Hati Amreta
Diantara batuan berserakan sungai pegunungan nusantara terdapat batuan manikam indah, pualam negeri yang gemerlap. Rindu Congklak dalam antologi Kidung Hati Amreta oleh **Merawati **May, penyair Bengkulu yang cukup produktif.
Kerinduan masa anak anak di kampung masih terasa bagi mereka yg penat keadaan kota. Congklak jenis permainan masa kecil yang tentu mengingatkan teman-teman kita di desa masa itu. Kidung Hati Amerta mengungkap sesuatu yang jarang disentuh. Sebuah puisi indah Merawati. Mati kita lihat puisinya:
Rindu Conklak
//.../
/sore mengeja kelam
Telapak mungil merangkak pulang
Waktu melaju senja berlabuh
Dan menitipkan cahaya di kepala
Aku membaca/
/Malam adalah perjuangan mimpi
Mengejar impian pagi
Pada cintaku di bangku sekolah
Pituduh guru kuterima/
/Congklakku jadi kemistri diantara studi
Aku belajar dalam hidup ini
Bagaimana masa kecil bermain dan menua
Adalah kisah tak kulupa//.
Demikian Rindu Congklak puisi apik menggali masa kecil yang indah. Ternyata tak perlu jauh kita berkelana, puisi bisa didapat dari pengalaman diri, seperti Rindu Congklak, mengingatkan sebatok kelereng bagi penulis. Merawati berhasil menjaring apresiasi.
(Rg Bagus Warsono)