Mengenal Sastrawan Indonesia, Anak Agung Pandji Tisna
Anak Agung Pandji Tisna (11 Februari 1908 – 2 Juni 1978), dalam sumber lain disebutkan meninggal tahun 1976, yang dikenal pula dengan nama A.A. Pandji Tisna, Anak Agung Nyoman Pandji Tisna atau I Gusti Nyoman Pandji Tisna, adalah keturunan ke-11 dari dinasti raja Buleleng di Bali Utara, Anglurah Pandji Sakti. Nama Anak Agung Pandji Tisna dipergunakan sejak tahun 1938, diubah dari nama I Gusti Njoman Pandji Tisna.
Bahasa ibu Pandji Tisna adalah bahasa Bali. Ia belajar bahasa Belanda saat bersekolah. Bahasa Melayu atau bahasa Indonesia adalah bahasa ketiga yang dipelajarinya di sekolah sebagai bahasa "asing" ketika ia berumur 12 tahun. Meski mencintai adat dan tradisi Bali, Pandji Tisna banyak menggunakan bahasa Indonesia dalam penulisan karyanya. Sejak tahun 1935, ia bertekad menjadi penulis yang menghasilkan novel dalam bahasa Indonesia, yakni Ni Rawit, Ceti Penjual Orang, dilanjutkan dengan Sukreni Gadis Bali, I Swasta: Setahun di Bedahulu, dan Dewi Karuna: Salah Satu Jalan Pengembara Dunia. Karya-karya Pandji Tisna yang menampilkan budaya dan tradisi Bali ini memberikan warna baru bagi khazanah kesusasteraan Indonesia pada masa itu yang lebih didominasi kesusasteraan Sumatera
Anak Agung Pandji Tisna mendapatkan pendidikan formalnya di HIS di Singaraja dan kemudian MULO di Batavia.
Oleh masyarakat luas, Anak Agung Pandji Tisna lebih dikenal sebagai pengarang novel. Roman-romannya diterbitkan oleh Balai Pustaka, yang semuanya mengambil tempat di Bali, terutama di daerah Singaraja, tempat kelahirannya. Cerita-cerita pendeknya banyak dimuat dalam majalah "Terang Boelan" yang terbit di Surabaya. Ia juga sempat menulis sejumlah puisi, di antaranya "Ni Poetri", yang diterbitkan oleh Sutan Takdir Alisyahbana dalam majalah "Poedjangga Baroe" di Jakarta.
Beberapa karyanya diurutkan berdasarkan historis tahun terbit.
Ni Rawit Ceti Penjual Orang (1935), novel pertama
"Panglajar djadi tjoelik", (1940) terjemahan bahasa Sunda oleh Soerjana
Sukreni Gadis Bali (1936) (pertama-tama terbit dalam bahasa Bali, kini sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa lain)
"Bali Taruniyan Dedenekuge Kathawa", edisi bahasa Sinhala terjemahan Dr. P. G. Punchihewa
"The Rape of Sukreni", edisi bahasa Inggris, terjemahan George Quinn
I Swasta Setahun di Bedahulu (1938)
Dewi Karuna, karya novel di Medan (1941)
I Made Widiadi (Kembali Kepada Tuhan) (1955)