Membaca puisi ini seperti suara gejolak dan hasrat cita-cita dan cinta seorang perempuan.

Membaca puisi ini seperti suara gejolak dan hasrat cita-cita dan cinta seorang perempuan. Ia seperti Teka Teki Catatan Kaki. Sebuah misteri yang sebetulnya sudah ada jawabannya, hanya penyairnyalah yang tahu.
Sebuah Antologi dengan perjalanannya pengalaman yang dijalaninya sebagai Lukisan Perempuan yang kini Hampir Pukul Tiga.
Dia menceritakan kisah yang sengaja dibalut kata. Meski demikian penulis mencoba memahami makna tersyirat dari puisi-puisi di Teka Teki Catatan Kaki. Ada di situ terbuka rasa selera bahkan cita dan cintanya. Pendek kata buku ini bacaan yang menarik bagi siapa saja.
Mari kita lihat puisi pendeknya di bawah ini:

Aku Perempuan

*//Engkau dan buaian
Serupa dua pejalan
Hikayatmu merajam dada
Mengikat rindu yang rimbun
Merntang kepak sayap harapan/

/kusebut nama
Kurapal doa
Jemari dan ubun kepala/

/keluk dupa
Suara suara
Mantra jiwa
Tatap mata/

/Berseru aku
Perempuanmu//*

Di sini di Aku Perempuanmu tampak sesuatu yang terbuka dan tulus, buat mereka pembaca yang memendam rasa sama, layak diapresiasi buku bagus ini. (Teka Teki Catatan Kaki, Indri Yuswandari)
(rg bagus warsono, kurator sastra di lumbung puisi)