Husnul Khuluqi
Husnul Khuluqi dilahirkan dan dan dibesarkan di Kampung Krapyak, Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Menulis puisi sejak kelas 3 sekolah dasar. Puisi dan cerpennya dipublikasikan di Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, Horison, Jurnal Nasional, Pikiran Rakyat, Lampung Pos, Riau Pos, Serambi Indonesia, Bahana (Brunai Darussalam), Analisa Medan, Pedoman.Rakyat, Merdeka, Swadesi, Jurnal Puisi, Suara Pembaruan dan Radar Tangerang. Puisi-puisinya juga tergabung dalam antologi Trotoar, Antologi Puisi Indonesia 1997, Jakarta Dalam Puisi Mutakhir,.Empat Amanat Hujan, Bisikan Kota Teriakan.Kata,.124 Penyair Menuju Bulan, The Poetry Of Nature, Resonansi Indonesia (dua bahasa Indonesia Mandarin), Tanah Pilih, Antologi Penyair Muda Malaysia - Indonesia, Percakapan Lingua Franca, Antologi Puisi Kontemporer Indonesia (bahasa Mandarin), Wajah Deportan, Sauk Seloka, Negeri Abal - Abal, Negeri Langit, Negeri Laut, Negeri Awan, Negeri Bahari, Negeri Khatiulistiwa, Raja Kelana, Negeri Para Penyair,.Parepare Kota Cinta, Seribu Tahun Lagi dan Mata Air Air Mata. Antologi puisi tunggalnya Romansa Pemintal Benang (2006)
Memenangkan beberapa perlombaan di antaranya Juara 1 Lomba menulis puisi BBM, Juara 1 lomba menulis puisi Rakata Award, Juara 2 lomba menulis puisi Cipasera (cikal bakal berdirinya Kota Tangerang Selatan) dan masuk 10 besar puisi terbaik Temu Sastrawan MPU IX Jakarta. Mantan buruh pabrik benang.di Karawaci, Kota Tangerang ini sekarang kembali ke kampung halaman sempat menjadi guru Paud sambil terus belajar menulis puisi dan cerpen.