Heru Patria Penulis Profesional
Heru Patria Penulis Profesional
Banyak orang berpenghasilan dari menulis buku, terutama penulis buku pelajaran pegangan guru dan paket anak sekolah, tetapi itu kebanyakan dikerjakan oleh kalangan tertentu dan dekat dengan penentu kebijakan di Kemendikbud.
Yang kedua yaitu penulis sejenis di atas tetapi diterbitkan oleh pihak swasta yang royaltinya tergantung pasar.
Bagaimana dengan buku sastra semacam antologi, kumpulan cerpen dan juga novel?
Penulis ini hanya berharap keajaiban jika menghasilkan uang. Yaitu apabila bukunya laris di pasaran. Tetapi siapa yang memasarkan? Toko buku ternama enggan memasarkan buku karya sastra dari penulis yang belum mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat, belum dikenal dan belum disukai pasar. Kenyataan buku-buku ini jarang dijumpai di toko buku ternama seperti gramedia, Gunung Agung dan juga Salemba.
Tetapi kita tak boleh putus harapan. Adalah Heru Patria penyair dan juga penulis novel dan cerita anak-anak yang tinggal di Blitar. Meski belum dikatakan "cukup penghargaan" dari si pembeli namun rutinitas perlu diacungi jempol. Baginya mencipta puisi itu seni yang harus disalurkan. Tetapi dalam urusan finansial ia menulis serabutan deperti novel, buku kumpulan cerpen atau buku cerita dan sebagainya. Ia tawarkan pada penerbit yang telah memiliki langganan sebagai penerbit di kemendikbud dan departemen lain. Kemudian penerbit mempertimbangkan buku itu apakah layak dibeli atau tidak. Tentu saja tidak semudah membalikkan tangan. Namun akhirnya diminati dan ditunggu naskahnya oleh penerbit.
Meski tidak dibayar mahal tetapi rutinitas itu mendapat kepercayaan penerbit, setidaknya dari 3 naskah buku yang dikirim setiap bulan atau setiap 3 bulan ada saja buku yang diterima. Bahkan terkadang penerbit meminta naskah yang dibutuhkannya.
Jadi saat ini diantara penyair yang mendapat penghasilan dari menulis secara profesional diantaranya pada penyair Heru Patria. Ini patut dicontoh.
[Rg Bagus Warsono)