GAK DAPAT KEMBALI LAGI, Naim Emel Prahana

Naim Emel Prahana

GAK DAPAT KEMBALI LAGI

Jangan lagi menghitung waktu kita menatap pelangi
sebab air terjun sudah lupa pangilan bidadari
mendatangi permandian di kaki gunung
kalaulah kaki kita bercerita tak selesai berganti musim
hebatnya kita menyembunyikan kebenaran hati
mengabaikannya lalu membuat serial sandiwara
peran antogonis tak selaras dengan alam nurani
biduk pun sudah lapuk ditinggal kebersamaan
sepi di antara air mata dan kekerasan tebing karang
gelak tawa sembari saling menatap keinginan
masa angin bertiup sepoi menyapa tubuh
kata aduhai tak terucap kasing sayang
semua jalan dan tempat dahulu penuh harmonika
entah di mana keberadaan suasana romantika
aku hanya menatap maha luasnya langit
dipenuhi asap tebal bergulung-gulung di depan mata
dan, aku tak lagi mengucapkan kata-kata
sebab, ucapanku sudah kuletakkan di awang-awang
suatu saat ia akan memanggilmu untuk mendengarkannya
walau tembok tebal menghalangi pandangan mata
kuyakini mata terdalam akan menembus
pasti kau akan mengerti tentang jalan pulang
tak mungkin lagi dapat kita datangi.
Metro, 25 Januari 2024