Dongeng Latisha, Nominasi Buku Sastra 2024
Dongeng Latisha masuk Nominasi Buku Sastra Nasional 2024 versi Lumbung Puisi. Adalah hadiah buat cucu tercinta Latisha. Gadis mungil cucu penyair Bali, Winar Ramelan yang sekaligus hadiah buat pembaca antologi ini. Buku kumpulan puisi Dongeng Latisha seakan sebuah dongeng untuk kita semua dari seorang nenek penyair karena dongeng yang dikemas beripa puisi-puisi dalam buku ini adalah pesan untuk kita semua. Latisha hanya mengambil nama cucu ketiga dari Winar Ramelan tetapi tak di sangka setelah membacanya Dongeng Latisha seakan dongeng sungguhan untuk siapa saja pembaca budiman. Sebuah buku yang sangat menarik untuk dibaca tua muda.
Dongeng Latisha diterbitkan oleh Teras Budaya Jakarta, cetakan pertamanya tahun 2023. Berisi 46 puisi yang menenuhi 91 halaman. Penyairnya adalah Winar Ramelan penyair Bali kelahiran 5 Juni di Malang. Kini Winar tinggal di Bali. Winar meniti karier sastranya dimulai di Dapur Sastra Jakarta. Menulis di berbagai media masa regional dan nasional. Memiliki beberapa antologi tunggal, dan Latisha merupakan antologi yang ke-tiga.
Mari kita luhat cuplikan baitnya dari salah satu puisi dalam antologi ini;
**Ari-ari **
// Entah menjadi tanah atau musnah
Segumpal darah dari tembikar di masa lalu
Yang mengikat aku dengan saudara-saudaraku
Atau telah menjadi rabuk yang menyuburkan pandan berduri sebagai penjaga ketika itu.
Agar Banaspati dan dedemit tak memangsa segumpal darah yang pernah bernaung di rahim ibu./
/.../
/mungkin ari-ari hanya transit pada tembikar, ia kembali je perut ibu
Dan menjadi adik-adikku
Adik-adik yang menjelma rindu
Mereka nembelukar di dadaku
Semacam bunga perdu
Bunga kecil dengan arona wangi dan langu
Yang tak pernah kupetik
Namun tak henti kukagumi juga kubelai
Kusiram dengan hujan doa
Agar mereka hidup bertumbuh dan berbunga
Seperti rimbunnya bunga di dada ketika kita jumpa.//
Denpasar, Januari 2022
Demikian gambaran Ari-ari kita dalam puisi Winar Ramekan di buku Dongeng Katisha. Masih banyak judul lain yang apik dijumpai di buku ini seoerti Kucing Pun Jadi Sombong, Dongen Kundang Yang Kondang hingga , Jika Aku Pasir dan lain lain.
Selamat
(Rg Bagus Warsono, Kurator utama di Lumbung Puisi)
Semacam bunga perdu