Di Lombok Aku Dapatkan Puisi masuk nominasi terbaik buku sastra 2024 versi Lumbung Puisi berkat salah satu puisinya Dongeng Sabarud'din.
Sindu Putra, penyairnya berkisah:
//.../
dengarlah dengan sabar, Sabarud'din,
Kisah cinta segitiga
kau, aku
dengan masa lalu, masa kini dan masa depan
Aku mulai dengan cerita burung yang mrnangis
Kemarau matahari hitam
Pelangi api di langit yang berlubang
Paceklik tanah terbelah panas
Batu batu bergerak
Mencari lingkaran air yang tersisa
Dengan puisimu, tulislah
Tangis burung tanpa air mata
Tangis tubuh yang ngilu
Tersejsp di gua yang gelap/...//
Pembukaan puisi Sindu Putra tampil memukau dan membuat pembaca terangsang membaca selanjutnya. Penggunaan pilihan kata yang menarik afalah kepiawauan Sindu Putra mengemas dongeng ini menjadi puisi mebarik.
Keunggulan karena belum ada ditulis sebelumnya oleh orang lain dengan kemasan apik.
Buku yang diberi pesan aksara oleh Raudal Tanjung Banua ini layak menjadi nomonasi buku Sastra 2024 karena isinya yang berisi puisi-puisi berkadar sastra.
Kisah tentang Mataram banyak dijumpai dalam buku yg diterbitkan Akar Pohon, Batul ini.
Judul-judul puisi lainnya lainnya tak kalah bagusnya sehingga penuh nuansa sastra. Bahkan ia menulis puisi dalam gagasan modern yang unggul seperti judul Doa Seorang Calon Penyair di Makam Seorang Mantan Penyair; Kupu-kupu kuning dalam Cerita pendek Putu Arya Tirtawirya dan sebagainya.
Sindu putra kelahiran Bali 31 Juli 1968 ini memang penyair yang aktif menulis mengisi kolom-kolom puisi Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia dsb.
Selamat buat Mas Sindu Putra.
(Rg Bagus Warsono, kurator utama di Lumbung Puisi, 1 September 2024)