Cerita Angin dari Sajak-sajak Angin A. Machyoedin Hamamsoeri
Cerita Angin dari Sajak-sajak Angin A. Machyoedin Hamamsoeri
Penyair itu punya mata hati (untuk tidak menyebut idra ke enam).
Baginya apa pun bisa ditulis menjadi syair indah. Apa saja bisa ditulis. Batu, air, hujan, awan dan juga angin. Disampaikan dalam puisi dengan memberi perumpamaan/ filosofis maupun perumpamaannya gambaran sifat manusia.
Seperti belajar dari alam. Yan menyimpan misteri kehidupan. Dan penyir membedahnya dalam puisi. Jadi alam telah memberi pelajaran paka kita semua lewat tangan tangan penysir. Dan Machyoedin Hamamsoeri menulis rentang angin hingga menjadi antologi Angin.
Angin Yang Berhembus
//Angin,
Yang berhembus
Menghanyutkan segala kenangan
Kata-kata berhamburan menyelamatkan diri
ada yang terseret nasib dan bersembunyi di balik waktu/
/Angin,
Yang berhenbus
Mengibarkan bendera kekecewaan
Namun tak usah berhenti, berjalan terus
bersama bayang-bayang yang diciptakan mataha/
/Rasa nyeri
mungkin menjadi zikir dalam darah
Dan di jalan hati, pohoh-pohon berxakap-cakap
tentang musim yang akan segera berubah dan berganti
dan menjelma menjadi tafakur dalam nafas sunyi dan rindu!//
Demikian salah satu puisi dari antolodi Sajak-sajak Angin yang bertema angin ini. Ternyata objek tema alam walau angin pun bisa dijadikan berpuluh-puluh puisi. Sebuah kepiawaian penyairnya. Sebab antologi bertema satu ini biasanya akan banyak ditemukan pilihan kata yang sama pada puisi lainnya dalam satu antologi walau berbeda maksud. (rg bagus warsono)