Bunga Kupu-kupu Mimpi dan Kerinduan Wirja Taufan Dari Medan
- Bunga Kupu-kupu Mimpi dan Kerinduan Wirja Taufan Dari Medan
Mata Penyair itu tajam, lebih tajam dari elang bisa melihat mangsa dari sebelah bukit. Ia terus mengamati hidup dan kehidupan di sekitarnya.
Kemudian merenung dan kemudian, memberontak, berteriak atau diam memaklumi dan tangannya menulis puisi. Itulah yang dilakukan Wirja Taufan, sebagai penyair dalam pengabdiannya begitu juga penyir lain.
Dalam antologi Bunga Kupu-kupu Mimpi dan Kerinduan yang ditulisnya adalah gambaran penglihatannya pada perubahan alam dan kehidupan di sekitarnya.
Ia merangkainya dalam bahasa puisi yang indah sebagaimana jiwa seni itu. Mari kita lihat puisi Sungai Deli dalam antologi ini
Sungai Deli
//Airmu begitu bening
Seperti batu yang diam
Kearifannya Menggetarkan tubuhku./
/Anak-anak bertelanjang dada
Asyik memainkan airmu
Sesekali menyelam di dasarmu
Seakan mencoba menyetubuhimu
Ahoy-anak-anak seperti lupa pulang./
/Seperti pemabuk memandikan tubuhnya, dengan segentong arak,
Mereka bernyanyi
Mereka menari
Seperti dayang-dayang putri hijau
Sibuk menangkap pelangi
Lepas dari genggaman.//
Itulah salah satu puisi Wirja Taufan membaca alam, hidup dan kehidupan di sekitarnya.
Masih banyak puisi apik di Antologi ini.
(rg bagus warsono)