Bukan Hanya Sepotong Sajak Untuk Istriku, Antologi Sigit Hardadi
Bukan Hanya Sepotong Sajak Untuk Istriku, Antologi Sigit Hardadi
Untuk siapa kita berkarya tentulah yang pertama adalah keluarga, meski tak mendapat apa-apa dari puisi tetapi nama penyair tentulah untuk keluarga terlebih dahulu.
Seperti Sepotong Sajak Untuk Istriku karya Sigit Hardadi ini.
Telah banyak ditemukan Pusi buat kekasih, pujaan, atau penghuni rumah kita. Bahkan sebaliknya banyak penyair menulis puisi tanpa menyinggung keluarga atau kerabat karena terlupakan.
Sigit Hardadi membungkus antologinya yang indah dalam Sepotong Sajak Untuk Istriku.
Berikut cuplikan puisinya:
Sepotong Sajak Untuk Istriku
//Ingin aku menghadiahkan sebuah kepercayaan
Yang langka di toko toko serba ada
Karena di rumah demikian banyak kembang
Kembang plastik
Yan tidak memiliki kesegaran
Kendati sepintas dia tampak hidup
Namun kaya kehampaan/
/... /
/Ingin aku menghafiahkan
Pikiran bening teramat cemerlang
Agar lidahmu licin dan temperatur kata-kata kosong
Agar benakmu mengkilap
Lantas puti/
/Ingin aku menghadiahkan
Sekilas senyum penuh arti untuk membangun
Masa tua nanti
Tanpa kita tahu lurus bengkoknya jalan
Kesiapsiagaan kita pertaruhkan//
Sangat bernilai puisi untuk istri ini. Bahwa laki-laki sebetulnya memiliki tanggung jawab keluarga yang teramat sangat. Hanya keterbatasan kemampuan maka ia bingkisan Sepotong Sajak Untuk Istriku, sebagai tanda lebih dari kasih sayang.
(Rg Bagus Warsono, kurator sastra di lumbung puisi)