Berilah Seteguk Air Agar Tersenyum
Sebagai contoh saya pernah membaca seorang yang mersa berhasil menghina keadaan seniman-seniman (penyair) yang tak beruntung ini. Mereka sebut kami orang - orang yang di lapis bawah ini sebagai "tukang peminta-minta" , 'tukang buat proposal', bahkan sampai pada tuduhan "benalu". Hebat benar dia itu , sejauh mana ia dirugikan komunitas kita seniman lapis bawah ini. Jangan-jangan dialah yang melakukan perbuatan itu dan melebihi apa yang diperbuat kita. Cara pandang semacam ini jelas tidak menggunakan nalar pikir yang sehat. Apalagi dia berlatar belakang pendidikan tinggi. Sudah dipastikan penelitiannya asal.
Inilah liku kehidupan penyair ada yang sukses ada pula yang masih tertingal segalanya, yang merasa sukses tentu berkat perjuangannya dan yang belum beruntung tetap berjuang menggapai cita-citanya. Kita hidup tidak sendiri, masih banyak kawan kita yang membutuhkan kebahagiaan di dunia kepenyairan. Berilah seteguk air agar tersenyum, berilah senyum agar mebalas senyum , berilah hormat sesama 'sopir bis', dan ajak kami ikut berbahagia.
Tetapi semua itu bukan tujuan mereka para seniman /penyair di daerah bukan-bukan itu yang dibutuhkan. KIta tak butuh hormat, atau apapun bentuhknya tetapi marilah saling menghargai.
(Rg Bagus Warsono)