Bambang Widiatmoko
Bambang Widiatmoko, penyair kelahiran Yogyakarta, 24 Oktober. Menempuh Pendidikan di Yogyakarta, Makassar, dan Jakarta. Pernah mengajar di STENKO (Yogyakarta), Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) dan Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta.
Kumpulan puisi tunggalnya Pertempuran (1980), Anak Panah (1996), Agama Jam (2002), Kota Tanpa Bunga (Bukupop, 2008), Hikayat Kata (Gama Media, 2011), Paradoks(Leksika, 2018), Silsilah yang Gelisah (KKK, 2017), Airmata Sungai(Leksika, 2019), Mubeng Beteng (Interlude, 2020), Kirab (Interlude, 2021), Liat Pulaggajat (KKK, 2022).
Puisi-puisinya terhimpun dalam antologi puisi bersama penyair lain di antaranya Kepak Sayap Waktu(2020), Tegal Mas Island (2020), Pringsewu Kita (2020), Mahligai Penyair Titipayung (2020), Berbisik pada Dunia (2020), Semesta Jiwa (2020), Peradaban Baru Corona (2020), Kembara Padang Lamun(2020), Angin, Ombak dan Gemuruh Rindu (2020), Rantau (2020), La Antologia de Poesia Cultural Bolivia – Indonesia (2021), Kartini Menurut Saya (2021), Kebaya Bordir untuk Umayah (2021), Mata Air – Air Mata (2021), Manuskrip Bintoro (2021), Jejak Waktu (2022), Luka Manakarra (2022), Tarian Laut (2022), Lampion Merah Dadu (2022), Wasiat Botinglangi (2022), Raja Kelana(2022). Cerpennya tergabung dalam antologi cerpen antara lain Lelaki yang Tubuhnya Habis Dimakan Ikan-ikan Kecil (2017), Alumni Munsi Menulis (2020)
Dia ikut menulis esai di buku al. In Memoriam Titie Sahid, Jejak Kepergian (2012), Jaket Kuning Sukirnanto (2014), Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (2016), Apresiasi Sastra dan Perbincangan Karya(2016), Isu Sosial dalam Puisi (2017), Jabal Rahmah Perjumpaan Sastra(2018), Nyanyi Sunyi Tradisi Lisan (ATL, 2021), Esai dan Kritik Sastra NTT (KKK, 2021), Mencecap Tanda Mendedah Makna (FIB UI, 2021), Sastra, Pariwisata, Lokalitas (HISKI Bali, 2021), Antologi Kritik Sastra dan Esai(KKK. 2021), Di Antara Gudang, Rumah Tua, pada Cerita (Gramedia, 2022). Kumpulan esainya Kata Ruang (Gama Media, 2015), Jalan Cahaya (KKK, 2022).
Selain sebagai salah satu deklarator Hari Puisi Indonesia (HPI) dia juga anggota Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).