"Antologi yang Mengumpulkan Puisi Selama 40 Tahun"

"Antologi yang Mengumpulkan Puisi Selama 40 Tahun"
Nanang Ribut Supriyatin, Kau Sodorkan 60 Sajak Pilihan.
Tentu sebagai pembaca yang baik aku tidak "Ojo dibanding-bandingke". Apalagi dalam memberi tahu hasil bedah kepada khalayak.
Tetapi Mas Nanang R Supriyatin menyodorkan puisi-puisi yang telah dimuat di berbagai media masa dari tahun 1982 hingga tahun 2022 yang berarti antologi ini mengumpulkan puisi selama 40 tahun! Tentu ini buku hebat dan belum terjadi sebelumnya.
Dari pembawaan buku antologi ini sudah barang tentu adalah buku yang sangat diperhitungkan peserta lain dalam nominasi buku Sastratama ini. Isinya sudah barang tentu sesuai dengan judulnya artinya menyuguhkan berbagai tema puisi yang variatif sehingga satu persatu bisa dibandingkan dengan puisi di Antologi penyair lain pada tema yang sama. Mau tema cinta, kritik sosial, atau bicara kematian ada di Antologi ini.
Sebagai kurator saya tidak begitu susah membuktikan bahwa antologi ini sangat layak. Artinya slalu ada puisi yang menjadi sorotan.
Ternyata di halaman terakhir sebuah puisi berjudul "Pusat Dokumentasi Sastra", puisi penutup ini jelas sekali memberi tahu bahwa kekuatan puisi ada di buku ini. Mari kita simak puisinya:
Pusat Dokumentasi Sastra
//Ada namaku disana, diantara buku-buku.
Dalam lembaran-lembaran kertas lama.
Pada sebuah rak besi berhuruf dan berabad./
/di antara nama-nama sastrawan. Aku ada di deretan nama-nama yang tak asing
Nama-nama yang telah mendunia. /
/.../
Di antara nama-nama satu satu pergi meninggalkan jejak, Satu satu mengajak aku
Pergi melepaskan jejak di pijak kakiku.//
Perhatikan Bait penutup. Nanang R Supriyatin memperingatkan pada kita semua, bahwa meski namamu tertera di PDS HB Jassin, atau Perpustakaan Nasional sekalipun, si pemilik nama-nama itu akan meninggalkan jejaknya di bumi yang fana ini. Kesimpulannya penyair itu memiliki masanya. Dan tentu slalu rendah hati, karena penyair bukan siapa siapa. (rg bagus warsono)