Aku Berguru Pada Sajak Meditasi Rindu Micky Hidayat
Aku Berguru Pada Sajak Meditasi Rindu Micky Hidayat
Membaca antologi penyair Micky Hidayat, dalam Meditasi Rindu ternyata didalamnya tuntut perjalanan dari mulai Aku Menjadi Penyair, Aku Berguru Pada Sajak, Meditasi Rindu sampai menemui titik akhir Telah Kuhapus Kata-kata.
Dari pembagian itu pembaca akan tahu tahapan riwayatnya. Belajar dari Sajak itu berguru dalam proses awal hingga mapan sampai ingin menghapus kata. Demikian ini adalah proses kepenyairan yang lama tetapi puisi ternyata tak bisa dihentikan seorang penyair. Sehingga diakui sendiri olek Micky Hidayat Sajak ku Tak Pernah selesai Menulismu.
Penyair tetap penyair tak bisa di pungkiri oleh diri. Bahkan seseorang penyair yang meninggalkan dunia kepenyairan akhirnya juga menulis puisi lagi.
Antologi bagus dengan sisipan pemahaman. Puisi dan buku ini Meditasi Rindu patut mendapat apresiasi tinggi. Micky Hidayat hendak bercerita perjalanan kepenyairan sekaligus menyugugkan rangkaian puisi indah.
Mari kita lihat salah satu puisinya:
Sajak ku Tak Pernah Selesai Menulismu.
Yaitu sebuah sajak menceritakan akan kecintaan pada keluarga. Meski ini tampak lumrah, tetapi sangat jarang penyair perhatian pada keluarga. Sebuah pesan bahwa ada kecintaan kita yang tak boleh berkurang walau seseorang sudah terkenal.
Berikut penggalan puisinya
Sajakku Tak Pernah Selesai Menulismu
//Suatu saat, entah kapan, bila aku pergi
Entah sesaat atau selamanya, entah pulang
Atau tak kembali, jangan cemas dan risau
Aku senantiasa mengingatmu, anak-anakku.
Bila ternyata aku tak pulang-pulang
Dari penggembaraanku berbilang hari, minggu,
Bulan , tahun dan berabad-abad, janganlah
Sedih dan berduka . Aku selalu merindukanmu/
/.../
/....//.
(rg bagus warsono)