Abdul Kadir Ibrahim

ABDUL KADIR IBRAHIM. Lahir di Kelarik Ulu, Bunguran Utara, Natuna, Kepulauan Riau, 4 Juni 1966. Mulai menulis karya sastra sejak di bangku Madrasah Aliyah Negeri, Jl. Bandeng, Pekanbaru, Riau, dalam tahun 1985. Main musik (band) adalah kesenian yang digelutinya sejak masih kanak-kanak ketika bersekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sedanau, Natuna sehingga MAN di Pekanbaru. Setamat MAN dalam tahun 1987, di samping melanjutkan pendidikan di IAIN Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, juga mengisi “acara puisi dan lagu” di RRI Pekanbaru (1987-1989).
Kemudian bergabung dengan Bengkel Teater Bersama (BTB), asuhan Dasri Al-Mubary yang bermarkas di Taman Budaya Riau, Pekanbaru (1989-1995). Seiring itu juga menjadi wartawan SKM Genta, Pekanbaru (1989-1993) dan kemudian Harian Riau Pos, Pekanbaru (1993-1996).
Ketika menetap di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, diangkat kembali oleh Ceo Riau Pos Group Rida K Liamsi menjadi Redaktur Pelaksana Mingguan SeMpadaN (1999-2003). Selanjutnya bersama beberapa teman di Natuna, mendirikan media Natuna Pos (menjadi Pemimpin Umum, 2003-sekarang).
Buku kumpulan puisi tunggalnya yang pertama 66 menguak (Bengkel Teater Bersama, Pekanbaru, April 1991), yang diluncurkan dan dibacakan di Teater Arena, Balai Dang Merdu, Pekanbaru, Riau, 1992, dengan pembicara utama Al Azhar, yang dipandu oleh penyair Idrus Tintin.
Buku tersebut membawa nama Abdul Kadir Ibrahim (Akib), dibincangkan di Pekanbaru, Riau, sehingga UU Hamidy dalam bukunya Bahasa Melayu dan Kreativitas Sastra di Daerah Riau menulis dalam satu Bab, yakni Bab XI. Menguak Lintasan Metapor dalam Kumpulan Puisi Abdul Kadir Ibrahim (Unri Press, Pekanbaru, Maret 1994).
Melalui kumpulan puisi 66 menguak nama Abdul Kadir Ibrahim mendapat tempat di pentas kepenyairan Indonesia modern, yang namanya dan kumpulan puisinya itu dimuat dalam buku Pamusuk Eneste Bibliografi sastra Indonesia: cerpen, drama, novel, puisi, antologi, umum (Yayasan Indonesiatera, Magelang, Januari 2001, hlm.104).
Kepenyairan Abdul Kadir Ibrahim, sebelumnya juga sudah dimuat dalam buku Korrie Layun Rampan Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, Jakarta, 2000, hlm.5). Beberapa tahun sebelumnya, Hasan Junus dan Ediruslan Pe Amanriza menyusun buku Peta Sastra Daerah Riau (Sebuah Bunga Rampai) (Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Riau, Pekanbaru, 1993, hlm. 271).
Tentang kepenyairan, kesastrawanan Akib, selanjutnya dapat dibaca dalam buku-buku yang sudah terbit antara lain ditulis oleh Hasanuddin WS: Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Hudan Hidayat: Bahasa Vareen (2017), Husnu Abadi & M. Badri: Leksikon Sastra Riau (2009), Agus Sri Danardana: Ensiklopedi Sastra Riau (2017), Joni Ariadinata (Penyelenggara): Abdul Kadir Ibrahim Penyair Cakrawala Sastra Indonesia (2008), Abdul Malik: Menjemput Tuah Menjunjung Marwah (2012), dan Maman S Mahayana (Editor): Apa & Siapa Penyair Indonesia (2016).
Sejumlah karyanya, baik karya kumpulan puisi maupun prosa (cerita pendek) sudah dikaji oleh puluhan mahasiswa menyelesaikan studi di pergurun tinggi dalam bentuk skripsi. Juga dikaji oleh para pakar bahasa dan sastra, baik sastrawan, budayawan maupun akademisi dari berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
Dalam menekuni dunia tulis-menulis, literasi, kalam bidang seni-sastra atau budaya lebih 37 tahun (1986-2023), Abdul Kadir Ibrahim (Akib) telah mewariskan sejumlah karya tulis dan kreativitas berkesenian di tengah masyarakat Melayu, dan Indonesia serta dunia. Dalam rentang masa demikian, telahpun juga berhasil menerima beberapa anugerah (penghargaan) seni-sastra-budaya, baik lokal, nasional maupun internasional. Penghargaan/ Anugerah Sagang sebagai Seniman Serantau, dari Yayasan Sagang, Riau, tahun 2013. Satu di antara Penyair sebagai Pemenang Buku Puisi Pilihan, kumpulan puisi Jikalau Laut Dinyalakan (Milaz Grafika, Tanjungpinang, Cetakan 1, Juni 2019. Selepas memenangi sayembara tersebut, buku diterbitkab cetakan ke-II pada Juli 2019 yang sudah pula disertai Pengantar oleh Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri) sekaligus Penerima Anugerah Hari Puisi Indonsia pada Sayembara Buku Puisi Indonesia yang ditaja Yayasan Hari Puisi Indonesia, tahun 2019.
Akib adalah Penerima Anugerah Jembia Emas, sebagai Seniman Pilihan dari Yayasan Jembia Emas, Kepulauan Riau, tahun 2019. Di tingkat internasional adalah Penerima Penghargaan Anugerah Kepemimpinan Adat dan Warisan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) 2019 atas jasa dan sumbangan memartabatkan dan mem-perkasakan Warisan Peradaban di Rumpun Melayu dari Dunia Melayu Dunia Islam, tahun 2019. Pada Bulan Bahasa 2021, Akib menjadi penerima Penghargaan Penulis Puisi dari Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau, Badan Bahasa dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Buku Kumpulan Puisi tunggal yang sudah terbit antara lain: 1) 66 menguak (1991), 2) negeri airmata (2004), 3) nadi hang tuah (Pengantar: Sapardi Joko Damono, 2010), 4) mantra cinta (Pengantar: Raudal Tanjung Banua, 2012), 5) doa cinta mekar laut langit (Pengantar: Suminto A Sayuti, 2017), 6) jikalau laut dinyalakan (2019, setakan kedua tahun 2019 Pengantar: Sutardji Calzoum Bachri), 7) dikunyahkan rindu (2019), 😎 Cinta Menggelora kepada Nabi Muhammad SAW (2020); dan Emas Cinta Hendak Rasa #66+55=121 Puisi Wangi Dia (Pengantar: Joko Yuhono, 2022). Juga puluhan buku antologi (kumpulan) puisi bersama penulis lainnya, baik di Kepulauan Riau, di Riau, Indonesia, maupun internasional. Dan sudah tampil baca puisi di beberapa kota dalam dan luar negeri.
Karya sastranya yang lain yang sudah terbit, yakni cerita pendek: 1) Menjual Natuna (Pengantar: Kazzaini Ks, 2000), 2) Harta Karun (dari Naskah yang berjudul “Kanak Segantang Pulau” ditulis ketika menjadi guru pada SMP Negeri Midai, Natuna, dan menjadi Pemenang Nominasi Nasional Pusat Perbukuan tahun 1997, sebuah kumpulan cerita anak dan terbit tahun 2001, 2002 dan 2013 dengan Pengantar: Elmustian Rahman), 3) Karpet Merah Wakil Presiden (Pengantar: Putu Wijaya, 2013), Tanjung Perempuan (Pengantar: Budi Darma, 2013), dan Santet Tujuh Pulau (Pengantar: Agus R Sarjono, 2013).
Adapun novel: 1) Memburu Kasih Perempuan Sampan (Pengantar: Raudal Tanjung Banua, 2013). Esai bahasa-sastra: 1) Kartini & Aisyah Cinta Sekian Mendalam (Pengantar: Elmustaian Rahman, 2013), 2) Tanah Air Bahasa Indonesia (Pengantar: Harimurti Kridalaksana, 2013), dan 3) Politik Melayu (Pengantar: Jamal D Rahman dan Muchid al-Bintani, 2013 dan 2021).
Sebuah buku tentang Islam, yakni Dari Syahadat sampai Lahad (Pengantar: Prof. Dr. Muchtar Ahmad,M.Sc, UNRI Press, Pekanbaru, 2005 dan 2006). Sebuah buku sehimpun pantun sebanyak 1.055 pantun berjudul Wai @1.055 pantun dikau kekasih (Pengantar: Prof. Dr. Abdul Hadi WM, dan Efilog: Redra Setyadiharja, S.Sos, M.Ip., yang ditulis sampai 2022) dalam proses terbit. Ada tiga naskah buku puisi dan dua esai yang belum terbit.
Dalam karya prosa, cerpennya berjudul “Kerikil” menjadi pilihan Sagang-Harian Riau Pos, Pekanbaru tahun 1996 yang diterbitkan dalam buku Karya Pilihan Sagang’1996.
Buku budaya dan sejarah, antara lain ditulis bersama penulis lain: 1) Sejarah Kejuangan Raja Ali Haji sebagai Bapak Bahasa Indonesia-Pahlawan Nasional (2004), 2) Kartini & Aisyah: Perempuan Pejuang (2004), 3) Riwayat Singkat Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah (2007), 4) Riwayat Singkat Pahlawan Nasional Raja Ali Haji (2007), 5) Penjelasan dan Penafsiran Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji (2009), 6) Sejarah Perjuangan Sultan Mahmud Riayat Syah Yang Dipertuan Besar Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pagang (sebagai Wakil Ketua Tim Penyusun, 2012), 7) Sejarah Perjuangan Sultan Mahmud Riayat Syah: Strategi Perang Gerilya Laut (sebagai Wakil Ketua Tim Penyusun, 2017), 😎 Bintan dan Jejak Sejarahnya (sebagai Ketua Tim Penyusun, 2022), dan 9) Kepulauan Riau dan Jejak Sejarahnya (2022) dan 9) Pilosofi Dunia Melayu (Penanggungjawab/ Penyelenggara: 2010), 10) Puisi Esai Kemungkinan Baru Puisi Indonesia (2013), 11) Dongeng Negeri Kita-Antologi Cerita Rakyat Nusantara (An Anthology of Nusantara Folktales (2015), dan 16) Gelanggang Budaya Melayu 70 Tahun UU Hamidy (2013).
Telah menulis puluhan makalah, yang dibentangkan dalam perhelatan lokal di Tanjungpinang, Batam, Natuna, Lingga dan Bintan. Dibentang dalam perhelatan nasional dan internasional, antara lain di Jakarta, Mataram, Tanjungpinang, Lingga, Bukit Tinggi, Padang, Pekanbaru, Bali dan Wakatobi.
Tampil baca puisi di beberapa kota dalam dan luar negeri, antara lain pada Peluncuran dan Diskusi Kumpulan Puisi 66 menguak, di Teater Arena, Balai Dang Merdu, Pekanbaru (1991), Perhelatan Penyair Pekanbaru-Riau, di Taman Budaya Riau, Pekanbaru (1992), Peluncuran dan Diskusi Kumpulan Puisi negeri airmata Dewan Kesenian Jakarta, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta (2004), Temu Sastrawan Indonesia (TSI) di Bangka Belitung (2009), Peluncuran dan Bincang Kumpulan Puisi Nadi Hang Tuah di Amphitheater, Taman Budaya Yogyakarta (2010), Deklarasi Hari Puisi Indonesia di Gedung Kesenian Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau (2012), Musyawarah Nasional-Maklumat Hari Sastra Indonesia, di Rumah Puisi Taufiq Ismail, Tanah Datar, Sumatera Barat (2013), Pertemuan Penyair Nusantara di Pekanbaru, Riau (2012), Peringatan Hari Puisi Indonesia di Taman Ismail Marzuki, Jakarta (2016), MASTERA di Jakarta (2017), Festival Budaya Melayu Riau di Gedung Kesenian Idrus Tintin, di Pekanbaru, Riau (2018), Festival Penyair Internasional (dunia) di Hanoi, Vietnam (2019), MUNSI III di Jakarta (2020), Pertemuan Selat Malaka, Malaka, Malaysia (2019) dan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan, di Tanjungpinang (2021).
Beberapa esai berkenaan dengan puisi-puisi Abdul Kadir Ibrahim antara lain dipublikasikan oleh Harian Kompas, Harian Media Indonesia, Harian Republika, Harian Riau Pos, Harian Batam Pos, Harian Sijori Mandiri, Koran Jojga, Majalah Sagang, Majalah Horison dan Majalah Gatra. Sejumlah esai tersebut, di antaranya terangkum dalam buku Abdul Kadir Ibrahim Penyair Cakrawala Sastra Indonesia (Penyelenggara: Joni Ariadinata, Akar Indonesia, Yogyakarta, 2008). Juga karya-karya antara lain dimuat Majalah Horison, Media Indonesia, Riau Pos, Batam Pos, Majalah Sagang, Jurnal Sajak, dan Majalah Arus. Bertebaran di beberapa media online.
Dalam kesungguhan dan pengabdiannya, Akib juga menerima beberapa penghargaan, yakni: 1) Asean Development Citra Awards 2012-2013, APC- Asean Programe Consultant Indonesian Consortium (6 Juli 2012); 2) The Best Excekutive Citra Awards (2011-2012); 3) Asean Programme Consultant Indonesia Consortium, yang Ditandai dengan Sebuah Piagam dan Mendali dari Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI (5 Disember 2011); 4) Indonesia Best Executive of The Year 2009 dari Citra Mandiri Indonesia (18 Desember 2009; dan 5) Indonesian Award “Man of The Year 2009” dari Yayasan Penghargaan Indonesia (7 November 2009).
Dalam organisasi sastra-budaya, pernah menjadi Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Kota Tanjungpinang, dan kemudian Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Provinsi Kepulauan Riau yang masing-masing selama dua priode. Kemudian menjadi Ketua Assosiasi Tradisi Lisan (ATL) Provinsi Kepulauan Riau (priode 2015-2021 dan 2021-2025), Wakil Ketua II Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Tanjungpinang (priode 2018-2022 dan priode 2022-2026). Koordinator Satu Pena Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (2022).
Ketika menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang (2007, dan 2009-2011), sempat menggelar beberapa perhelatan kebudayaan bertarap nasional dan internasional, yang antara lain Temu Sastrawan Indonesia (TSI) III, sebagai Penanggungjawab/ Ketua Pelaksana (tahun 2010). Menjadi Penanggungjawab penyusunan dan penerbitan buku budaya antara lain: Dermaga Sastra Indonsia, Revitalisasi Budaya Melayu I (2004) dan Revitalisasi Budaya Melayu II (2008).
Dalam profesi sebagai penulis, sastrawan, penyair, budayawan, Akib juga berhasil dalam berkarier di jajaran Pemerintah, tepatnya Pemerintah Kota Tanjungpinang. Dimulai dengan menduduki jabatan eselon IV, berlanjut ke eselon III dan terus eselon II. Di eselon III, antara lain Kabid Kebudayaan, Kesenian dan Permuseuman pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. Pada 2007-2008 menjadi PLT. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. Tahun 2008-2009 Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Daerah Kota Tanjungpinang. Dalam tahun 2009-2011 menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang. Tahun 2011-2012 menjadi Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Pemberdayaan Masyarakat (Kesbang Pol Linpenpas). Pada 2012-2015 menjadi Staf Ali Walikota Tanjungpinang. Tahun 2015-2019 menjadi Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekwan DPRD) Kota Tanjungpinang. Dalam tahun 2019-2020 menjadi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang. Selanjutnya tahun 2020-2022 menjadi Staf Ahli Walikota Tanjungpinang dan pada tahun 2022 menjadi PLT. Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Masyarakat (Perkim) Kota Tanjungpinang, dan dalam tahun 2022 sampai sekarang Kepala Kesatuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kota Tanjungpinang.
Pendidikan, SD di Natuna (1981), Madrasah Tsatawiyah Sedanau di Natuna (1984), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pekanbaru (1987), Faultas Tabiyah-Institut Agama Islam (IAIN) Sultan Syarif Qasim, Pekanbaru (1991), Program Magistes Pembangunan Wilayah Perkotaan (MPWP)-Universitas Diponegoro (Undip), Semarang (2008).
Menjadi Penyiar di RRI (Pekanbaru, 1987-1989), wartawan SKM Genta (Pekanbaru, 1989-1992), Wartawan Harian Riau Pos (Pekanbaru, 1992-1996), Wartawan Mingguan Suara (Pekanbaru, 1998), Wartawan Harian Sijori Pos (Tanjungpinang, 1998-1999), Redaktur Pelaksana SKM SeMpadaN (Tanjungpinang, 1999-2003) dan Pemimpin Umum Natuna Pos (Natuna, 2003-sekarang).
Mempunyai sebuah lembaga mengoleksi buku-buku dari berbagai bidang, yakni Istana Literasi AKIB. Alamat surat elektronik: abdulkadir_ibrahim@ymail.com. Facebook: Abdul Kadir Ibrahim dan Daun Sastra Dunia Melangit. You tube: Jumantara Indonesia: Akib Chanel. Instagram: Akib0406 (Abdul Kadir Ibrahim). Alamat rumah, di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.