(113) DI RUMAH PETANI MAKAN BERGIZI YANG TAK PERNAH DINAMAI Riswo Mulyadi
(113)
DI RUMAH PETANI
MAKAN BERGIZI YANG TAK PERNAH DINAMAI
Riswo Mulyadi
"Untuk rakyat sepenuh hati,
Makan bergizi, gratis setiap hari."
Tepuk tangan gemuruh entah dari mana
Sorak sorai entah dari siapa,
“Kami tak sedang kelaparan”, ada suara ragu tertahan.
Makan bergizi, di rumah-rumah petani tak pernah dinamai
Gizi itu makanan dari alam sehari-hari
Sawah ditanami padi
Pematang penuh sayur dan ubi
Ikan-ikan berkeliaran di kali
Ayam bertelor setiap hari
Sayur kelor bukan makanan istimewa lagi
Di piring kami, lauk tak selalu penuh,
Kadang hanya nasi, kuah dan sayur daun waluh
Lalap pete, sambal terasi dan ikan teri
Apakah terlalu jauh dari standar gizi?
Tidak semua perut anak bangsa ini lapar
Ada jiwa yang lebih lapar akan rasa nyaman
Di tengah ketidakpastian
Harga-harga
Biaya-biaya
Harga kebutuhan pokok meroket
Bermanuver di langit kekuasaan
Biaya sekolah melangit
Menghujani batu-batu di atas kepala
Dada berdarah menahan derita
Rakyat di segala penjuru negeri
Ingin anak-anak dan generasinya berpendidikan tinggi
Pak tani ingin anaknya jadi menteri
Pak sayur ingin anaknya jadi petinggi
Pak sopir ingin anaknya secerdas Habibie
Jika biaya pendidikan tinggi, setinggi langit negeri ini
Siapa yang akan jadi menteri?
Siapa yang akan jadi petinggi?
10032025
Riswo Mulyadi *lahir dan besar di Karanganjog desa Cihonje, Gumelar, Banyumas. Aktif menulis cerkak, puisi dan guritan banyumasan. Jugga aktif di Komunitas Litersi Blakdhen Gumelar, Jaringan Sastra Pinggir Kali (Jaspinka), Satra Pinggiran, dan LESBUMI PCNU Banyumas.