(108) DIALOG DALAM HATI, Bambang Widiatmoko

DIALOG DALAM HATI
Bambang Widiatmoko

Bukan sekadar menu bergizi diberikan untuk menjadi asupan
Namun dari setiap buliran nasi menumbuhkan kepentingan
Pada setiap perubahan politik dan kebijakan
Berapa trilliun yang telah digelontorkan
Dan berapa miliar pula yang merembes dan meresap
Dalam senyuman yang tampak disembunyikan.
Ada jutaan anak-anak senang makan gratis telah dicukupkan
Untuk menggantikan bekal yang dibawanya dari rumah
Ada anak-anak yang membagi makan gratisnya untuk dibawa pulang
Sebab keluarganya hidup dalam keterbatasan
Ada anak-anak yang mulutnya ternganga sebab melihat makanan
Sangat berbeda dengan makanan cepat saji yang biasa disantapnya.
Lihatlah mata anak-anak yang polos apa mampu menengarai
Kebocoran anggaran yang rentan pengawasan dan memperbesar utang negara?
“Makanlah dengan lahap anak-anak agar tumbuh sehat dan cerdas
Sebab di setiap yang engkau makan ada keringat para petani. Ada keringat
para peternak ayam dan sapi. Ada keringat para nelayan bercampur gelombang.
Ada kekayaan alam yang sejatinya untuk kesejahteraan kita bersama”.
Bekasi, Maret 2025


Bambang Widiatmoko, *penyair berasal dari Yogyakarta. Kumpulan puisinya al. Liat Pulaggajat (2022), Tetaplah Tidur Mendengkur (2024). Puisinya terhimpun dalam antologi puisi bersama al. Gedor Depok (2024), Jauhari(2024), Ijen Purba (2024), Negeri Bencana (2024). Ikut menulis esai di buku al. Jalan Sastra Lampung (DKL, 2022). Di Antara Gudang, Rumah Tua, pada Cerita (Gramedia, 2022), Oase di (Tepian) Kota (2023). Tribut Untuk Prof. Dr. Edi Sedyawati, Dari Ganesa Sampai Tari (Jakarta: BWCF, 2024). Bergiat di Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).