(001) BERTANYA CACING KEPADA LALAT, Heru Patria

BERTANYA CACING KEPADA LALAT
Oleh : Heru Patria
bertanya cacing cacing dalam perut bocah sekolah
tentang makan bergizi gratis yang katanya program wah
apakah semua ini bukan sekadar program pamer wajah
agar kepemimpinan dianggap syah
agar kedudukan tak goyah
padahal bagimana bisa dengan anggaran sepuluh ribu
memberi makanan bergizi lengkap dengan susu
sedang harga harga terus melambung sepanjang waktu
juga pajak dinaikkan seenak jidatmu
atau bisa jadi makan bergizi gratis cuma program ambigu
lalat angkuh menjawab dengan teguh
bahwa makan bergizi gratis program yang rapuh
akan membuat situasi makin keruh
kaum jelata dipastikan kian mengeluh
sebab mereka harus memeras peluh
penuhi pajak tinggi yang ditetapkan kaum angkuh
lalat bersilat lidah sembunyikan kebenaran
makan bergizi gratis hanyalah program pencitraan
sebab di republik ini kemiskinan sengaja dipelihara
dijadikan lumbung suara saat pemilu tiba
ini tidak ada bedanya dengan bansos rutin
mendidik masyarakat bermental miskin
cacing cacing terdiam tanpa kata
apa yang disampaikan para lalat benar adanya
sungguh kasihan anak usia sekolah di Indonesia
mendapat makan bergizi dengan menu ala kadarnya
apakah mereka lupa kalau negeri ini kaya
cerita tentang lumbung padi pernah berjaya pada masanya
dalam pelukan dewi sri ketahanan pangan itu nyata
tapi
ketika lalat lalat duduk di kursi kuasa
urusan perut dijadikan topeng propaganda
cacing dalam perut dijejali janji semata
tanpa ada realita
untuk apa ada program makan bergizi gratis
jika di sudut negeri masih banyak jelata menangis
tangan tangan ringkih dekati tong sampah tuk mengais
berharap dapat rejeki di sela tangis
kini cacing tak mau lagi bertanya pada lalat
setelah sadar makan bergizi gratis sekadar alat
tipu muslihat dari para pejabat
tipu daya dari para birokrat
ladang empuk bagi kaum penjilat
bara neraka bagi masyarakat
cacing cacing tahu
rendahnya pendidikan di sini bukan karena menu
tapi karena adanya sistem tak menentu
ganti kurikulum setiap ada menteri baru
juga adanya intervensi pada wewenang guru
namun cacing cacing tak bisa berbuat apa apa
kokoh kaki tangan lalat lawan tak sebanding bagi mereka
di akhir semua ini para cacing hanya bisa berdoa
semoga lalat segera turun dari singgasana
sebab generasi bangsa tak hanya butuh makan bergizi
tapi lebih butuh perubahan sistem di segala lini
agar pancasila dan uud 1945 berjalan secara murni
agar semangat reformasi tak setengah hati
makan bergizi gratis hanyalah kedok
tutupi sistem yang terlanjur bobrok

Blitar, 13 Januari 2025


**Heru Patria **adalah novelis dari Blitar yang juga gemar menulis cerpen dan puisi. Karya cerpen dan puisinya telah banyak dimuat di berbagai media masa baik cetak maupun online. Peraih anugerah Sutasoma 2024 ini juga menulis sastra Jawa berupa gurit, wacan bocah, dan crita cekak.
Pendiri komunitas Swara Sastra Jawa ini telah menerbitkan buku antologi puisi, yaitu : Berita Dari Kolong Tol (Intishar, 2017), Senyawa Kopi Sekeping Hati (IA Publisher, 2022), Orasi Anak Negeri (LovRinz, 2023), Rapsodi Dua Hati (IA Publisher, 2024)